NASIONAL
NASIONAL

Reza Indragiri: Isu Beking Tambang Ilegal dalam Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Tak Terungkap

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Pada Jumat (22/11/2024), terjadi insiden penembakan antara dua anggota kepolisian di Polres Solok Selatan.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshari, ditembak mati oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Peristiwa ini memicu perhatian publik dan analisis dari berbagai pihak, termasuk pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Reza Indragiri menyatakan bahwa penembakan yang dilakukan oleh AKP Dadang terhadap AKP Ryanto terjadi tanpa pertimbangan yang memadai.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Menurutnya, tindakan tersebut merupakan hasil dari “system thinking” tingkat pertama, di mana reaksi emosional mengarah pada perilaku kekerasan.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Boleh jadi didahului oleh ledakan perasaan negatif. Perasaan itu menjadi perilaku kekerasan yang muncul seketika sebagai reaksi atas interaksi yang memanas di TKP,” katanya dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Sabtu (23/11/2024).

Berita Lainnya:
Kapolri Tunjuk Komjen Ahmad Dofiri Jadi Wakapolri Gantikan Agus Andrianto
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Isu Beking Tambang Ilegal

Reza juga mengangkat isu bahwa penembakan ini mungkin terkait dengan dugaan bahwa AKP Dadang membekingi tambang ilegal galian C di Solok Selatan.

 

Insiden penembakan terjadi bersamaan dengan penangkapan pelaku tambang ilegal pada malam yang sama.

“Beredarnya isu ini tidak hanya berdampak kepada AKP Dadang tetapi juga institusi Polda Sumbar secara keseluruhan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kesan yang muncul adalah adanya aliran manfaat dari aktivitas beking tersebut ke polisi-polisi lain, yang menunjukkan bahwa fungsi pengawasan tidak dijalankan dengan baik.

“Ada kode tirai yaitu subkultur menutup-nutupi pelanggaran yang dilakukan oleh sesama sejawat,” tegas Reza.

Teori Bad Apple dan Rotten Barrel

Reza menekankan bahwa jika terbukti AKP Dadang terlibat dalam beking tambang ilegal, maka label “oknum” tidaklah tepat.

Berita Lainnya:
Bantah Praperadilan Tom Lembong, Kejagung: Di Mananya Abuse of Power?

Hal ini, menurutnya, merupakan penerapan Bad Apple Theory.

“Jangan-jangan yang tepat adalah Rotten Barrel Theory. Bahwa, penembakan merupakan puncak dari kejahatan sistemik yang justru telah menyebar luas di dalam organisasi penegakan hukum itu sendiri,” jelasnya.

Ia menyarankan bahwa pendekatan yang lebih tepat adalah Rotten Barrel Theory, di mana penembakan tersebut merupakan puncak dari kejahatan sistemik yang telah menyebar dalam organisasi penegakan hukum.

“Kelak Polri akan mengumumkan bahwa yang terjadi antara AKP DI dan AKP RUA adalah cuma konflik pribadi yang tidak ada hubungannya dengan tambang ilegal.”

“Sebatas cekcok atau perselisihan koordinatif antar dua personel yang sama-sama punya ego di jabatannya masing-masing, tanpa pertentangan terkait pengungkapan pidana tambang. Penembakan bukan bentuk obstruction of justice terhadap kerja AKP RUA,” pungkasnya


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya