NASIONAL
NASIONAL

Kapolrestabes Semarang Akui Bingung Kronologi Tawuran Tewaskan Pelajar, 4 Saksi Baru Diperiksa

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Kasus tewasnya pelajar Semarang GRO (17) yang ditembak Aipda Robig Zaenudin (38) anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang masih dalam proses hukum.Konferensi pers yang baru saja digelar juga mengungkap sejumlah fakta

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Termasuk pemeriksaan terhadap saksi-saksi baru.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Kronologi terkait konflik antardua kelompok gangster juga kembali diungkap polisi.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dua kelompok gangster yang dimaksud yakni antara gangster Seroja dengan Tanggul Pojok. 

Polisi menjadikan duel gangster ini sebagai dalih atas tindakan Aipda Robig menembak mati GRO yang dituding melakukan penyerangan kepada anggota polisi tersebut. 

Adapun konferensi pers kasus menghadirkan empat tersangka meliputi Michael Pesach Lukmana (20), DP (15) , AD (15) dan HRA (15).

Tiga orang merupakan dari kelompok Seroja dan 1 orang dari Tanggul Pojok.  Selain itu, polisi menyertakan pula sejumlah barang bukti senjata tajam di antaranya celurit panjang hampir satu meter warna merah yang diklaim polisi merupakan senjata milik GRO.

Kejanggalan dalam rilis kasus ini, anggota gangster dari kelompok Seroja, DP  yang tidak mengenali korban tewas GRO malah saling menyerahkan senjata tajam. 

Kedua remaja ini, menurut keterangan polisi berasal dari kelompok berbeda. Hal yang sama diakui pula oleh DP. 

“Iya senjata paling panjang itu milik almarhum tapi disita dari saya,” ujar DP di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024).

Berita Lainnya:
SBY dan Jokowi Batal Hadiri Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar kemudian menanyakan apakah senjata ini (celurit merah) dari  kamu?. “Iya,” jawab DP.

DP mengaku, berasal dari kelompok Seroja tapi ketika terjadi tawuran ikut bergabung ke kelompok korban yakni Tanggul Pojok.

“Saya nyasar (ke kelompok tanggul pojok). Makanya, saya tidak kenal sama GRO,” katanya.

Dalam peristiwa ini, Kapolrestabes Semarang sempat kebingungan menjelaskan peran dari DP.

“Jadi, di TKP (lokasi) pertama, mereka tawuran. Mereka itu tidak tahu kawan, tidak tahu lawan. Saya agak bingung juga menjelaskannya. Makanya dengarkan sendiri (keterangan DP),” beber Irwan. 

Polisi ketika rilis tersebut juga menayangkan empat video. Tiga video merekam adegan kejar-kejaran yang diambil dari handphone tersangka Michael Pesach Lukmana dari kelompok Seroja. 

Satu video lainnya, berupa aktivitas polisi melakukan penggeledahan senjata tajam milik kelompok Seroja. Selain empat video, polisi juga menyodorkan dua rekaman video CCTV. 

Kombes Irwan mengatakan, mengambil beberapa rekaman CCTV  di depan masjid Al-Amin Bambankerep Ngaliyan dan depan minimarket seberang masjid.

“(rekaman) menunjukkan kejar-kejaran. Semua alat bukti ini kemudian akan kami rangkai untuk mengkonstruksikan alat bukti,” terangnya.

Dia melanjutkan, ketika tawuran antar dua gangster ini berpapasan dengan anggota Satnarkoba Polrestabes Semarang atas nama Aipda Robig Zaenudin.

Berita Lainnya:
Ironi Pahit: Puluhan Ribu Polisi dan Tentara Terlibat Judi Online

“Terkait dengan tindakan Robig ketika berpapasan dengan grup gangster yang bertikai ini, penyidikannya dilaksanakan oleh Polda Jateng,” terangnya.

Penembakan ini, kata Irwan, ada rekaman video yang terekam CCTV. “Ada bukti videonya,” katanya. Akan tetapi, dia enggan menunjukannya.

Dia hanya menjelaskan, anggotanya menembak korban sebanyak tiga orang dengan dua kali tembakan.

Tembakan pertama mengenai almarhum GRO di bagian pinggul kanan. Kemudian tembakan kedua mengenai SA dan AD.

“SA dan AD itu satu peluru. Jadi  tembakan menyerempet badan korban pertama dan kedua. Jadi dari samping,” tuturnya Irwan sembari memperagakan posisi tangan SA yang merangkul tubuh DA dari arah belakang.

Saksi Baru

Selain menyodorkan bukti-bukti tersebut, Irwan mengaku telah melakukan pemeriksaan terhadap 17 saksi dalam peristiwa ini. Di antara belasan saksi tersebut, ada empat saksi baru yang dihadirkan dalam konferensi pers.

Saksi-saksi yang dihadirkan polisi antara lain AI dan FE. AI mengaku, tidak mengenal korban GRO. Namun, sudah diajak tawuran.

“Saya diajak tawuran GRO, Saya bilang tidak mau. Diajak secara langsung di rumahnya FB,” katanya.

Setelah menolak diajak tawuran, AI sudah disuruh GRO mengambil corbek atau celurit panjang.

“GRO bilang tolong ambilkan corbek  di lantai 2 lalu saya kasihkan ke GRO lalu saya pulang,” jelasnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya