Utang Menggunung Rp80 Triliun, Pejabatnya Banyak Korupsi, WSKT Harus Jual Jalan Tol

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Dibelit utang super jumbo, keuangan PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk, benar-benar babak belur. Belum lagi, banyak pejabat BUMN konstruksi ini yang terseret kasus korupsi.Agar bisa tetap menjalankan roda perusahaan, emiten bersandi WSKT ini terpaksa melego 3 ruas jalan tol. Apalagi, WSKT perlu dana jumbo untuk meneruskan sejumlah proyek tol.

ADVERTISEMENTS
ad40

Rencana divestasi aset disampaikan Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital WSKT, Rudi Purnomo, bertujuan agar keuangan perseroan kembali sehat.

ADVERTISEMENTS

Ketiga ruas tol yang bakal dijual WSKT itu, disebutkan Rudi, Tol Pemalang-Batang, Tol Cimanggis-Cibitung (CCT) dan Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro).

ADVERTISEMENTS

“Tahun depan, kita rencanakan kelanjutan yang Pemalang-Batang, trafiknya cukup bagus di Trans Jawa. Kami yakin bisa selesai,” kata Rudi di Jakarta, dikutip Rabu (27/11/2024).

Untuk ruas Tol Cimanggis-Cibitung (CCT), kata Rudi, WSKT membidik divestasi struktur kepemilikan saham di CCT menjadi 55 persen PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero/SMI), Waskita Toll Road (WTR) sebesar 35 persen, dan pemegang saham lainnya sebesar 10 persen. “Ini sedang kita siapin karena masih ada beberapa pekerjaan yang akan kita selesaikan,” ungkapnya.

Selain itu, WSKT juga akan menjual Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) pada 2027. “Untuk 2027, kita rencanakan melepas ruas yang di Pasuruan-Probolinggo,” kata Rudi.

Sayangnya, dia tak menjelaskan berapa dana cash yang bakal diraup dari penjualan ketiga ruas tol itu.

Hingga kuartal III-2024, berdasarkan laporan keuangan WSKT, beban utang yang harus ditanggung mencapai Rp80,58 triliun. Angka ini turun sekitar Rp3 triliun ketimbang akhir Desember 2023 sebesar Rp83,99 triliun.

Sebelumnya, Waskita telah menyepakati proses restrukturisasi perbankan bersama 21 bank dengan nilai Rp26,3 triliun.

Selain itu, Waskita juga memproses restrukturisasi obligasi obligasi berjumlah 4 seri yang 3 di antaranya sudah diselesaikan. Total obligasi yang sudah direstrukturisasi berjumlah Rp3 triliun.

Di tengah belenggu utang WSKT, banyak pejabatnya yang terseret kasus korupsi. Misalnya, eks Direktur Utama WSKT Destiawan Soewardjono terseret penyelewengan penggunaan dana PT Waskita Beton Precast pada 2016-2020. Kerugian negara ditaksir Rp2,5 triliun.

Tak berhenti di situ, 3 petinggi WSKT yakni T, IJH, dan SAP, terseret dugaan korupsi proyek pembangunan prasarana kereta api ringan (light rail transit/LRT) di Sumatra Selatan (Sumsel).

Pihak Kejaksaan Tinggi Sumsel telah menetapkan ketiganya sebagai tersangka dalam skandal proyek LRT periode 2016-2020. Penetapan ini dilakukan setelah penyidik mengumpulkan bukti yang cukup, sebagaimana diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP.

Di mana, T merupakan Kepala Divisi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Sedangkan IJH adalah Kepala Divisi Gedung II PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Dan, SAP adalah Kepala Divisi Gedung III PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Exit mobile version