BANDA ACEH – Pilkada serentak pada Rabu, 27 November 2024, telah sukses dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia. Masyarakat antusias datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menentukan pilihan mereka, termasuk mendukung calon petahana yang menjadi favorit di sejumlah wilayah.Namun, di tengah semangat pesta demokrasi ini, terdapat fenomena menarik yang mencuri perhatian publik, sebagian orang yang memilih untuk golput atau tidak memberikan suara secara sah, justru datang ke TPS hanya untuk mencoret surat suara mereka dengan berbagai tulisan berisi olok-olokan. Tindakan ini menyebabkan surat suara tidak dapat dihitung sebagai bagian dari hasil pemilu.
Fenomena tersebut menjadi viral setelah akun Instagram @pasifisstate mengunggah kumpulan foto surat suara yang rusak akibat coretan tersebut. Akun ini menerima berbagai kiriman dari masyarakat yang mendokumentasikan aksi golput yang tidak biasa ini.
Foto-foto tersebut kemudian memancing beragam tanggapan warganet, mulai dari kritik hingga dukungan, karena dianggap sebagai bentuk protes terhadap sistem Politik atau para kandidat yang bertarung dalam Pilkada.
Dalam kumpulan foto yang diunggah, coretan bertema korupsi menjadi yang paling dominan. Surat suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur Lampung, serta bupati dan wakil bupati Lampung, dipenuhi tulisan protes seperti “Pesta Oligarki” dan “Koruptor Semua” Protes serupa juga terlihat pada surat suara pemilihan bupati dan wakil bupati di Jawa Timur, yang dicoret dengan tulisan “Nanti juga korupsi.”
Coretan-coretan ini seolah menggambarkan kekecewaan masyarakat terhadap isu korupsi yang dianggap melekat pada para kandidat.
Tak hanya itu, surat suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta juga tak luput dari aksi serupa. Surat suara tersebut dicoret silang besar dengan tambahan tulisan “Pembohong semua,” sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap para kandidat.
Sementara itu, pada surat suara pemilihan wali kota dan wakil wali kota di Lampung, terdapat tulisan “Pilihan macam apa ini,” yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap daftar calon yang ada. Coretan ini memperlihatkan kritik masyarakat yang merasa tidak diwakili oleh pilihan politik yang tersedia.