Ada gap berturut-turut sebesar 1,12 miliar dollar AS, 706,1 juta dollar AS, 1,79 miliar dollar AS, 2,12 miliar dollar AS, dan 1,47 miliar dollar AS dari nilai impor TPT Indonesia dari China.
Seperti diketahui, industri tekstil di Indonesia tengah mengalami keterpurukan dalam beberapa tahun terakhir. Buntutnya terjadi badai PHK massal di industri TPT dan garmen.
Pada awal Juli 2024, setidaknya 11.000 pekerja dalam industri ini mengalami PHK. Ada juga pabrik tekstil yang melakukan efisiensi karyawan.
Beberapa pabrik yang masih berjalan memangkas karyawannya pada awal 2024. Belum lagi munculnya kasus pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang merupakan raksasa tekstil.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), sudah ada hampir 60.000 orang yang terkena PHK dari awal 2024 hingga Oktober.
Di industri tersebut, ada 59.796 orang terkena PHK terhitung sejak Januari hingga Oktober 2024.
Provinsi yang paling banyak melakukan PHK, yaitu di Daerah Khusus Jakarta (DKJ) mencapai 14.501 orang, atau naik 94 persen jika dibandingkan pada September 2024.
Sementara itu, tenaga kerja yang ter-PHK di Jawa Tengah (Jateng) tercatat menurun 23,8 persen secara bulanan menjadi 11.252 orang.
Baca juga: Strategi Penyelamatan Industri Tekstil Nasional
Di peringkat ketiga provinsi yang mengalami PHK ialah Banten dengan kenaikan 15,47 persen secara bulanan menjadi 10.524 orang.