BANDA ACEH – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim telah menemukan sejumlah senjata milik Hizbullah yang disembunyikan di dalam sebuah masjid di Lebanon selatan.
Penemuan ini terjadi selama pemindaian yang dilakukan beberapa hari lalu.
Temuan Senjata dan Upaya Penegakan Gencatan Senjata
IDF menyatakan bahwa mereka telah dikerahkan di Lebanon selatan untuk menegakkan pelanggaran perjanjian gencatan senjata.
“Kami berupaya membubarkan tersangka yang mendekati zona terlarang,” kata militer Israel dalam pernyataannya pada Sabtu, 30 November 2024, seperti dilansir The Times of Israel.
Hizbullah, kelompok yang didukung Iran, diketahui memiliki persenjataan yang sangat banyak, termasuk lebih dari 150.000 rudal dan roket.
Meskipun mereka mengeklaim hanya menggunakan sebagian kecil dari persenjataannya, Hizbullah memiliki roket yang dapat menghantam seluruh wilayah Israel.
Insiden Serangan dan Pelanggaran Gencatan Senjata
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara pertamanya di Lebanon setelah gencatan senjata diumumkan.
Serangan tersebut ditargetkan pada fasilitas penyimpanan roket Hizbullah.
Pihak berwenang Lebanon melaporkan bahwa serangan tersebut melukai dua warga sipil yang mencoba kembali ke Lebanon selatan.
Militer Israel menganggap mereka yang terluka sebagai tersangka pelanggar gencatan senjata.
“Beberapa tersangka diidentifikasi datang dengan kendaraan ke sejumlah wilayah di Lebanon selatan,” ungkap IDF pada Kamis, 28 November 2024, dikutip dari CBS News.
Gencatan Senjata yang Rentan
Profesor Mohamad Elmasry dari Institut Studi Pascasarjana Doha menyatakan bahwa pelanggaran gencatan senjata yang terjadi menunjukkan betapa goyahnya perjanjian tersebut.
Meskipun demikian, dia percaya bahwa kedua belah pihak memiliki insentif untuk menjaga gencatan senjata tetap utuh.
“Kita sudah mulai melihat pelanggaran, dan Israel memperoleh lebih banyak keuntungan dari gencatan senjata ini,” kata Elmasry.
Sejak gencatan senjata diumumkan pada 26 November 2024, sekitar 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon selama konflik yang berlangsung lebih dari setahun ini.
Pergerakan kembali warga ke kota-kota mereka masih terbatas, dengan militer Lebanon dan Israel meminta mereka menjauh dari wilayah yang masih dijaga oleh pasukan Israel.
Kesimpulan
Gencatan senjata yang diumumkan mengakhiri konflik selama 14 bulan antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Meskipun pertempuran di Gaza masih berkecamuk, pelanggaran gencatan senjata yang terus terjadi menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan terulangnya konflik di wilayah tersebut