BANDA ACEH – Kasus penembakan terhadap Gamma Rizkynanta Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang, oleh polisi hingga tewas terus bergulir.
Fakta baru bermunculan di lapangan. Terbaru, polisi diduga melakukan pendekatan ke keluarga almarhum Gamma Rizkynanta Oktafandy dengan membawa serta wartawan agar mengikhlaskan kematian almarhum.
Informasi ini disampaikan oleh seorang anggota keluarga almarhum Gamma Rizkynanta Oktafandy. Dia mengaku diintervensi polisi terkait kematian Gamma.
Pelaku penembakan Gamma Rizkynanta Oktafandy adalah polisi bernama Aipda Robig Zaenudin (RZ), anggota Polrestabes Semarang.
Anggota keluarga Gamma tersebut mengatakan, mereka didatangi oleh anggota kepolisian bersama seorang wartawan untuk membuat surat pernyataan dan rekaman video pada Senin (25/11/2024) malam.
Pernyataan yang diminta polisi melalui wartawan tersebut adalah agar keluarga besar Gamma mengikhlaskan kejadian tersebut.
“Kalau dari Kapolrestabesnya datang bareng wartawan. Jadi istilahnya kita diminta supaya bikin tanda tangan pernyataan supaya tidak tersebar atau berkembang kemana-mana, maka kita disuruh mengikhlaskan,” ujar perwakilan keluarga tersebut yang meminta identitasnya disembunyikan demi menjaga keselamatan dirinya, Minggu (1/12/2024).
Dia menegaskan, keluarga Gamma tentu saja menolak mentah-mentah permintaan tersebut karena pernyataan Kapolrestabes dengan kejadian sebenarnya berbeda.
Selain itu, alasan polisi meminta keluarga membuat pernyataan adalah agar kasus selesai dan tidak berkembang kemana-mana.
“Kami tentu tegas menolak diambil pernyataan tersebut dalam bentuk video. Yang minta 1 wartawan itu mewakili dari orang Polrestabes,” bebernya.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar ketika dikonfirmasi soal pernyataan adanya tekanan ke keluarga Gamma, enggan berkomentar.
Dia meminta Tribun Jateng mengkonfirmasi ke Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto.
“Silahkan ke Kabid Humas ya,” katanya sembari membagikan kontak nomor whatsapp Kabid Humas.
Namun, Kombes Artanto belum menanggapi hal tersebut ketika Tribun Jateng mengkonfimasi.
Gamma sebelumnya tewas ditembak oleh anggota polisi dari satuan reserse narkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin (38) di Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024).
Keluarga korban Gamma lantas memilih melaporkan kasus pembunuhan dan penganiayaan ini ke Polda Jateng pada Selasa (26/11/2024) sore.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto kepada wartawan mengakui, Aipda Robig saat melakukan penembakan terhadap siswa SMKN 4 Semarang, tidak terlebih dulu dengan tembakan peringatan.
“Tidak ada (tembakan peringatan, Red),” kata dia di Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024).
Versi polisi sebelumnya, Gamma terlibat dalam aksi tawuran sehingga polisi menembak yang bersangkutan.
Satpam Perumahan Paramount Bantah Klaim Polisi Soal Tawuran
Klaim polisi soal lokasi tawuran di Perumahan Paramount dibantah oleh salah satu satpam di kawasan tersebut.
“Tidak ada tawuran di sini. Rekan saya yang bertugas malam juga memastikan tidak ada kejadian seperti itu. Kalau ada tawuran, kami pasti tahu dan melapor ke atasan,” ujar satpam yang enggan disebutkan namanya.
Pihak sekolah juga membantah dugaan bahwa korban merupakan anggota gangster.
Staf kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus B, menyatakan bahwa korban dikenal sebagai siswa berprestasi.
“Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi dari rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi. Jadi, kesimpulan kami, kecil kemungkinan dia terlibat gangster,” terangnya.
Polisi Bilang Menembak karena Melerai Tawuran
Polisi sudah menahan Ajun Inspektur Polisi Dua berinisial R yang menjadi pelaku penembakan ke siswa SMK.
Keluarga korban juga telah melapor dan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah.
Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengaku punya bukti video penembakan.
“Ada korbannya, ada video penembakannya, ada tersangkanya, ada saksinya. Lengkap,” kata dia dalam konferensi pers dengan wartawan.