NASIONAL
NASIONAL

Aipda Nikson Polisi yang Membunuh Ibu Kandung Diduga Gangguan Jiwa, Kronologi Pelariannya di Bogor

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  –  Aipda Nikson Pangaribuan alias Ucok (41), seorang polisi yang sehari-hari bertugas di Polres Metro Bekasi Kota, tega menganiaya ibu kandungnya hingga meninggal dunia.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Aipda Nikson menganiaya ibunya, Herlina (61), di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (1/12/2024) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Pelakumenghabisi nyawa ibunya di dalam warungnya dengan menghantamnya menggunakan tabung gas. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Tabung gas berukuran tiga kilogram itu diarahkan ke kepala korban beberapa kali hingga akhirnya tak bernyawa.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Dia (pelaku) pulang di sini karena tinggal sama orang tuanya, sehingga ada sedikit cekcok sehingga orang tuanya dilakukan penganiayaan,” ujar  Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro kepada wartawan, Senin (2/12/2024).

Berawal dari Cekcok

Aipda Nikson awalnya  terlibat adu mulut dengan sang ibu Herlina.

Pada Minggu sekitar 22.30 WIB, polisi menerima laporan penganiayaan yang mengakibatkan seorang perempuan lanjut usia meninggal. 

Setiba di lokasi kejadian, polisi mendapati jasad Herlina di warungnya di Dusun Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, lantaran mendapat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anaknya sendiri. 

Dipukul Gas 3 Kg

Dari keterangan saksi warga, saat hendak berbelanja di warung Amung milik Herlina, sekitar pukul 21.30, dia melihat Herlina dan Aipda Nikson Pangaribuan cekcok.

Berita Lainnya:
Gencatan Senjata Israel-Lebanon Resmi Dimulai, Ini Isi 13 Poin Kesepakatan

Entah apa yang terjadi, saat Herlina melayani pelanggan itu, tiba-tiba Aipda Nikson Pangaribuan mendorong ibunya sehingga terjatuh ke lantai.

Tak sampai di situ, Aipda Nikson Pangaribuan mengambil tabung gas 3 kilogram (kg) dan memukulkannya ke ibunya sebanyak tiga kali.

Setelah itu, Aipda Nikson Pangaribuan melarikan diri menggunakan mobil bak terbuka.

”Melihat kejadian itu, saksi langsung melarikan diri karena takut. Kemudian saksi memberi tahu temannya, lalu menghubungi ambulans untuk membawa korban ke RS Kenari. Sampai di RS, korban dinyatakan meninggal,” kata Kepala Kepolisian Sektor Cileungsi Komisaris Wahyu Maduransyah Putra.

Sempat Melarikan Diri dan Diduga Gangguan Jiwa

Kompol Wahyu Maduransyah Putra mengatakan usai membunuh ibunya, Aipda Nikson Pangaribuan  melarikan diri menggunakan mobil pikap.

Aipda Nikson Pangaribuan kabur menuju arah Bekasi.

Ia kemudian memarkirkan mobilnya di tengah jalan raya, tepatnya di depan sebuah rumah sakit di Cileungsi.

“Pelaku kemudian berjalan kaki menuju restoran Kopi Kenangan dan membuat keributan di sekitar tempat tersebut,” ujarnya, Senin (2/12/2024).

Wahyu menuturkan usai mendapat laporan adanya keributan, anggota Polsek Cileungsi mendatangi lokasi dan kemudian menangkap Aipda Nikson Pangaribuan. 

Ia diringkus sekitar pukul 01.00 WIB.

“Kemudian pelaku dibawa ke RS Polri Kramatjati dengan menggunakan ambulans karena diduga mengalami gangguan jiwa yang bisa membahayakan,” ucapnya dikutip dari Kompas.com.

Berita Lainnya:
Viral Anak-anak SMA Tak Bisa Hitung Pembagian, Netizen: Miris Lihatnya!

Berdasarkan keterangan yang didapat polisi dari keluarga, Aipda Nikson Pangaribuan diduga menderita gangguan jiwa.

Itu dibuktikan dengan ditemukannya obat soroquin dan divalproex di tempat kejadian perkara.

Kapolres Geleng Kepala

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, sampai geleng-geleng kepala dengan kasus ini. 

Menurut dia kasus ini sungguh keterlaluan. 

Maka dari itu pihaknya serius dalam proses penyelidikan, termasuk aspek kejiwaannya.

Polisi juga akan menyelidiki dugaan Nikson menjual minuman keras atau beralkohol di rumahnya.

”Kami selidiki dan dalami. Kami tidak main-main melaksanakan prosedur secara hukum, benar, dan transparan,” katanya.

Warung Jual Minuman Keras

Ditemui terpisah, Hamid selaku Ketua RT di wilayah tersebut mengaku tidak mengetahui secara pasti peristiwa yang terjadi pada Minggu (1/12/2024) tersebut.

Bahkan ia mengaku baru mengetahui adanya aksi penganiayaan hingga menewaskan pemilik rumah oleh anaknya sendiri dari salah satu warga pada pagi hari tadi.

“Saya mah engga tau, dikasih tau sama warga katanya pak RT tau ga itu si tante meninggal? Kenapa meninggalnya? Dipukul sama anaknya pake gas 3 kilo, saya mah gatau sama sekali, saya engga kesana, kejadiannya malem,” ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Senin (2/12/2024).

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya