INTERNASIONALPALESTINA

Ancaman Keras Trump jika Sandera Israel Tak Dibebaskan sebelum Pelantikan Presiden AS

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump mengancam akan menjatuhkan hukuman yang keras terhadap siapa pun yang bertanggung jawab jika semua sandera Israel di Jalur Gaza tak dibebaskan sebelum pelantikan dirinya pada 20 Januari 2025. 

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Ini merupakan ancaman paling keras yang dilontarkan Trump di tengah gagalnya pembicaraan gencatan senjata.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Dia mendorong agar gencatan senjata dicapai sebelum masa jabatan keduanya dimulai.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dalam posting-an di akun media sosial Truth Social, Trump mengecam segala omongan, namun tidak ada tindakan terkait dengan sandera.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pernyataannya itu merupakan ejekan terhadap Presiden AS Joe Biden yang sampai saat ini tidak mampu berkontribusi dalam menengahi gencatan senjata di Gaza.

Berita Lainnya:
Laut Merah Membara, Kapal Perang AS Dibombardir Drone & Rudal

“Mohon biarkan kebenaran ini menjadi bukti, jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal di mana saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada hukuman yang keras di Timur Tengah dan kepada mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Kemanusiaan ini,” katanya.

“Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada siapa pun yang pernah menerima hukuman dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan bertingkat. Bebaskan sandera sekarang!” tulisnya.

Trump tak menjelaskan secara rinci seperti apa hukuman itu diterapkan, apakah melibatkan militer AS atau tidak. 

Berita Lainnya:
Pemindahan Ibukota Menunggu Infrastruktur IKN Lengkap

Dia juga tak menyebutkan siapa-siapa saja pihak yang diancam, melainkan hanya berbicara mengenai sandera yang ditahan di Gaza.

Trump juga tak menyinggung penderitaan warga Gaza yang harus menanggung penderitaan akibat kebiadaban Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu maupun para pemimpin Hamas dituduh menggagalkan perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran selama berbulan-bulan.

Hamas sebenarnya telah berulang kali menawarkan pembebasan sandera di Gaza sebagai imbalan atas diakhirinya perang, namun pemerintah Israel bersikeras perang akan terus berlanjut hingga Hamas benar-benar dikalahkan. Padahal para pakar, bahkan pejabat di pemerintahan Netanyahu, menegaskan Hamas tak mungkin disingkirkan


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya