BANDA ACEH – Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) menyoroti tindakan Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman. Sosok tersebut dikritik tajam atas tindakannya yang menghina penjual es teh bernama Sunhaji di Magelang, Jawa Tengah (Jateng).Hensat mengatakan tindakan tersebut tidak sejalan dengan apa yang selalu disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia mengkritik bagaimana sosok tersebut seperti mengesampingkan nasib rakyat miskin.
“Pak Prabowo berkali-kali mengatakan bahwa buat apa kita dipuji negara lain, masuk G20 sebagai kekuatan ekonomi terbesar tapi rakyatnya masih miskin? Nah ini kan kenyataan betul bahwa kenyataan rakyat miskin masih tidak mendapatkan tempat yang layak,” kata Hensat, dilansir Kamis (5/12).
Hensat juga mengatakan permintaan maaf yang baru-baru ini dilakukan juga terlihat intimidatif dan tidak tulus. Ia menilai Sunhaji tidak begitu nyaman dengan sikap Miftah yang tiba-tiba akrab dan merasa dekat dengannya.
“Dari tayangan yang beredar itu, yang dilakukan Miftah itu bagus, tapi gesturnya setelah minta maaf itu tetap ada sedikit intimidatifnya,” kata Hensat
“Merangkul Sunhaji dengan begitu eratnya, belum tentu suka dia itu, bisa jadi Sunhaji juga belum merasa nyaman dengan Miftah,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Hensat menilai pihak Istana pun perlu mengevaluasi komunikasi publik yang dilakukan oleh jajaran kabinet Prabowo saat ini. Ia pun berharap agar kejadian serupa yang melukai rakyat akibat komunikasi para pejabat publik tidak terjadi lagi ke depannya.
“Perlu ada sebuah evaluasi yang terbuka dari pemerintah, sehingga bisa diketahui oleh rakyat banyak dan menandakan evaluasi itu adalah bentuk ketegasan dari pemerintahan Pak Prabowo, sekali lagi salam es teh, salam minuman rakyat,” kata Hensat.