BANDA ACEH – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi meminta semua pihak memaklumi Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana terkait tingkahnya mencemooh penjual es teh saat berceramah lantaran setiap orang bisa khilaf.”Sebaiknya disudahi polemik ini, harap dimaklumi dan setiap orang bisa saja berbuat khilaf,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur kepada CNNIndonesia.com, Rabu (4/12).
Gus Fahrur mengatakan dakwah seharusnya dilakukan dengan sopan dan adab seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Namun, ia tetap meyakini Miftah hanya bermaksud bercanda untuk menghidupkan suasana tapi kepeleset lidah.
Ia mengatakan kasus ini harus menjadi pelajaran bagi mubaligh lainnya agar lebih berhati-hati dalam bercanda. Tujuannya supaya tidak menimbulkan kegaduhan dan melukai perasaan orang lain.
“Kita ambil hikmahnya saja bahwa penjual es tersebut ternyata malah mendapat banyak rezeki, simpati dan apresiasi masyarakat luas,” kata dia.
Gus Fahrur mengatakan Miftah merupakan keturunan ulama besar yakni Syaikh Hasan Besari Ponorogo. Bahkan, Miftah turut mengelola pesantren di Yogyakarta.
Ia mengatakan sikap Miftah yang sudah meminta maaf kepada penjual es teh sudah menunjukkan bersikap ksatria. Gus Fahrur mengatakan PBNU belum menegur Miftah atas pernyataannya tersebut.
“Tidak [ditegur], sebagai sesama dai kita ada kewajiban moral saling mengingatkan dan menguatkan saja,” kata dia.
Sebelumnya, video Miftah mengolok-olok penjual es teh viral di media sosial. Ejekan itu ia sampaikan saat diminta memborong jualan pedagang es teh.
“Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir),” kata Miftah kepada pedagang es teh dalam video tersebut.
Miftah baru-baru ini telah menemui dan meminta maaf langsung kepada penjual es teh viral Sunhaji di Magelang, Jawa Tengah.