HIBURAN

Imam Jazuli: Indonesia Butuh Pemimpin Seperti Gus Miftah

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Rakyat Indonesia diajak untuk meneladani jiwa kesatria Gus Miftah yang dengan tulus melepaskan jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Sikap seperti ini, menurut KH Imam Jazuli, merupakan contoh langka dari pemimpin yang berani mengutamakan kepentingan bangsa di atas ambisi pribadi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM Expired Bank Aceh Syariah

“Pemimpin yang berani mundur demi menjaga kepercayaan rakyat adalah teladan yang patut diikuti, seperti yang dilakukan Gus Miftah,” ujar KH Imam Jazuli pada Jumat (6/12/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Milah BPKH ke 7 Tahun

Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir ini membandingkan langkah Gus Miftah dengan tradisi kesatria budaya Samurai Jepang. 

Berita Lainnya:
Pemimpin Baru Suriah: Sudah Lama Saya Merindukan Kemenangan Ini
ADVERTISEMENTS
QRIS Merchant Bank Aceh Syariah

Ia mengingatkan peristiwa ketika Gubernur Prefektur Shizuoka, Heita Kawakatsu, memilih mundur setelah membuat pernyataan kontroversial. Sikap ini, menurut Imam, mencerminkan integritas yang tinggi.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Gus Miftah menegaskan bahwa keputusannya untuk mundur bukan karena tekanan atau desakan pihak tertentu, melainkan murni demi menjaga persatuan bangsa. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

“Persatuan dan kesatuan bangsa jauh lebih penting daripada jabatan apa pun,” ungkapnya dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, DI Yogyakarta.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

KH Imam Jazuli menilai, pemimpin dengan jiwa kesatria seperti Gus Miftah adalah kunci kemajuan Indonesia. 

Berita Lainnya:
Profil Ahmad Luthfi, Gubernur Terpilih usai Menang Pilkada Jawa Tengah 2024
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari KORPRI ke-53

“Bangsa ini akan semakin besar jika dipimpin oleh orang-orang yang mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau kelompok,” tegasnya.

Pengunduran diri ini menegaskan bahwa jabatan bukanlah alat untuk kepentingan pribadi, melainkan amanah yang harus dijaga dengan tanggung jawab. 

Gus Miftah telah menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati tidak hanya berani mengambil keputusan, tetapi juga rela melepaskan jabatan demi kepentingan bangsa.

Follow HARIANACEH.co.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya