Indonesia Akan Mulai Tiru China soal Program Pengentasan Kemiskinan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print
Sumber: instagram undercover.id

BANDA ACEH – Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko, memaparkan bahwa Indonesia akan mulai beralih menggalakkan program-program pemberdayaan masyarakat sebagai pendekatan pengentasan kemiskinan.Menurut dia, China menjadi salah satu kiblat rujukan, karena dianggap telah berhasil mengentaskan kemiskinan dengan pendekatan tersebut.

ADVERTISEMENTS
ad46

_

ADVERTISEMENTS

“Kalau di Brasil, pengentasan kemiskinannya kuatnya pada perlindungan sosial, bantuan sosialnya cash transfer kayak BLT. Kalau di China pengentasan kemiskinan lebih pada pemberdayaan dan pembangunan ekonomi rakyat,” ujar Budiman dalam jumpa pers, Jumat (6/12/2024).

ADVERTISEMENTS

Budiman menggaransi bahwa bantuan sosial (bansos) masih akan tetap digelontorkan pemerintah, walau pendekatan pengentasan kemiskinan akan mulai bergeser.

ADVERTISEMENTS

“Bansos tentu (masih) ada, tetapi kita akan mulai banyak mengarahkan pada pendekatan pemberdayaan dan pembangunan. Mungkin bansos-bansos akan ada banyak untuk mereka yang memang betul-betul sangat tidak mampu, misalnya difabel, ODGJ, atau lansia,” sebutnya.

ADVERTISEMENTS

Budiman menekankan, pemerintah ingin mulai mengejar “graduasi” atau kelulusan warga yang berstatus miskin ekstrem atau miskin, menjadi calon kelas menengah, wira usaha, dan pekerja upahan.

ADVERTISEMENTS

Total akan ada 154 program pengentasan kemiskinan yang tersebar di 27 kementerian/lembaga.

ADVERTISEMENTS

Pemerintah saat ini sedang berfokus menggarap data tunggal melalui Badan Pusat Statistik (BPS) yang akan menjadi rujukan bersama puluhan kementerian/lembaga itu, guna mengurangi adanya tumpang-tindih data kemiskinan.

“(China dan Brasil) pendekatan pengentasan kemiskinan berbeda tapi kenapa sama-sama sukses? Bukan karena soal pendekatannya berbeda, tapi mereka punya metode yang sama: data yang dipadukan jadi satu, tidak berserakan,” jelas Budiman.

“Dan kemudian kepemimpinan pemerintah pusat di dalam pengentasan kemiskinan di 2 negara itu berjalan. Brasil yang negara federal itu pun ketika bicara kementerian pengentasan kemiskinan itu sifatnya kepemimpinan langsung oleh pusat. Nah kita berkaca, kebetulan Pak Prabowo barusan dari 2 negara itu, maka ada semangat itu,” lanjut dia.

Follow HARIANACEH.co.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Exit mobile version