BANDA ACEH – Situasi di Suriah yang semakin tidak stabil menyita perhatian banyak negara, termasuk Israel.
Setelah berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad, kelompok pemberontak Suriah membuat langkah signifikan yang berpotensi memicu ketegangan di kawasan.
Tindakan ini mendorong Israel untuk memperketat pengamanan di perbatasan mereka dengan Suriah.
Israel, melalui Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengeluarkan kebijakan baru untuk memperkuat keamanan di wilayah Dataran Tinggi Golan.
Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan serangan dari pemberontak Suriah.
“Kami telah menerapkan strategi pengamanan yang baru di zona penyangga antara Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan,” ungkap IDF dalam sebuah pernyataan.
IDF menempatkan pasukan di zona penyangga dan di area lain yang diperlukan untuk menjaga keamanan komunitas di Dataran Tinggi Golan.
Kebijakan ini dilakukan berdasarkan evaluasi terbaru terhadap kondisi di Suriah dan kemungkinan pergerakan pemberontak.
Pemberontak Suriah yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) baru-baru ini mengeklaim telah mengambil alih kendali penuh atas Damaskus.
Mereka secara resmi menyatakan, “setelah 50 tahun penindasan di bawah kekuasaan Baath, kami umumkan bahwa era gelap ini berakhir dan dimulainya era baru bagi Suriah.” Dengan pernyataan ini, mereka menunjukkan optimisme pasca kejatuhan rezim Assad.
Sebelum deklarasi kemenangan oleh pemberontak, Israel sudah bersiap-siap menghadapi berbagai kemungkinan.
Pada 7 Januari 2024, IDF bahkan memberikan peringatan tegas kepada pemberontak Suriah bahwa mereka akan merespons keras jika terjadi serangan yang memanfaatkan kekacauan saat ini.
Apa Reaksi Israel Terhadap Pemberontakan?
Tindakan pemberontak yang mengancam stabilitas di kawasan mendorong IDF untuk meningkatkan kehadiran militer.
IDF mengungkapkan bahwa mereka telah mengerahkan pasukan untuk membantu pasukan PBB yang menghadapi ancaman dari Suriah di Dataran Tinggi Golan.
“Kami membantu pasukan PBB untuk menggagalkan serangan tersebut,” kata militer.
Menanggapi serangkaian serangan di Dataran Tinggi Golan setelah jatuhnya rezim Assad, IDF berencana untuk menambah jumlah pasukannya di dekat perbatasan Suriah.
“Penambahan pasukan akan memperkuat pertahanan dan mempersiapkan kami untuk berbagai kemungkinan di area tersebut,” tambah pihak militer.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengadakan rapat kabinet keamanan untuk membahas perkembangan situasi di Suriah.
Kebijakan dan strategi yang diambil oleh Israel menunjukkan keinginan untuk menjaga keamanan negara dan melindungi warga dari potensi ancaman yang mungkin muncul akibat ketidakstabilan di Suriah.
Dengan kebijakan baru ini, Israel menunjukkan tekadnya untuk melindungi diri di tengah ketidakpastian yang melanda tetangga mereka.
Kesigapan IDF dalam menghadapi situasi yang terus berubah menjadi gambaran bahwa keamanan tetap menjadi prioritas utama bagi negara ini