Besok, JEA Bakal Gelar FGD Bertajuk Potensi Migas di Era Energi Terbarukan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA) bakal menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Potensi Migas di Era Energi Terbarukan: Bagaimana Aceh Beradaptasi?”. Kegiatan yang berlangsung di Vesco Caffe, Jalan Jeumpa, Lambuk, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh tersebut bakal digelar besok tepatnya Selasa, 10 Desember 2024.

Koordinator JEA, Andika Ichsan, mengatakan diskusi ini bertujuan untuk menganalisis potensi minyak dan gas (migas) di Aceh sekaligus mendorong dialog antara pemangku kepentingan.

Advertisements

“Kami ingin membahas berbagai regulasi, kebijakan, hingga tanggung jawab sosial perusahaan dalam industri ini, agar pengelolaan migas Aceh bisa lebih optimal dan berkelanjutan,” ujarnya di Banda Aceh, Senin, 9 Desember 2024.

FGD ini kata Andika, akan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, di antaranya seperti perwakilan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, perwakilan DPR Aceh, Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).

Advertisements

Kegiatan ini dilakukan karena, Aceh yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi terkemuka di Indonesia, memiliki potensi energi yang melimpah, baik di daratan maupun lepas pantai. Sejarah eksplorasi migas di Aceh dimulai sejak masa kolonial Belanda, dan hingga kini, cadangan energi yang tersimpan belum sepenuhnya teridentifikasi maupun dimanfaatkan secara optimal.

“Beberapa wilayah, seperti Selat Malaka, Laut Andaman, Aceh Timur, Aceh Selatan, dan Aceh Utara, dikenal memiliki prospek besar untuk pengembangan lebih lanjut,” kata dia.

Andika menjelaskan, teknologi eksplorasi modern terus menemukan potensi baru, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah, termasuk meningkatkan penerimaan daerah dan menciptakan lapangan kerja.

Namun, potensi besar ini tidak lepas dari tantangan, seperti perlunya pengelolaan sumber daya yang bijak agar dampak lingkungan dapat diminimalkan. Selain itu, masyarakat lokal juga perlu dipastikan mendapat manfaat secara adil dari hasil eksploitasi migas ini.

Melalui FGD ini, kata Andika JEA berharap diskusi tentang potensi dan tantangan migas di Aceh dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk pengelolaan yang berkelanjutan.

“Kami ingin memastikan bahwa pengelolaan migas Aceh tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal dan lingkungan,” tambah Andika.

Diskusi ini kata dia, menjadi momentum penting bagi semua pihak, baik pemerintah, pelaku industri, maupun masyarakat, untuk merancang kebijakan dan strategi yang memanfaatkan potensi migas secara optimal, sambil beradaptasi dengan perkembangan energi terbarukan.

Exit mobile version