BANDA ACEH – I Wayan Agus Suwartama (21 tahun) alias Agus Buntung telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelecehan terhadap 15 perempuan. Dalam kasus ini, terungkap fakta lain, Agus ternyata juga bermasalah di kampusnya.Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram, Ni Wayan Rasmini, mengatakan mahasiswa angkatan 2021 itu telah memasuki semester 7. Namun, dia termasuk mahasiswa yang jarang masuk.
“Beberapa dosen tidak memberikan kesempatan ujian karena Agus tidak pernah hadir di kelas,” kata Pudja lewat keterangannya.
Meski prestasi akademiknya kurang bagus, Rasmini mengakui bahwa Agus mempunyai keterampilan tertentu. Namun kealihan itu tak memiliki capaian prestasi, hanya sekadar diunggah di sosial media.
“Tetapi keterampilan yang dimiliki Agus itu bukan kategori prestasi akademik karena tidak ada bukti fisik, seperti sertifikat atau penghargaan resmi,” ujarnya.
Agus Laporkan Teman ke Polisi
Permasalahan di kampus tidak hanya terbatas pada aspek akademik. Agus juga pernah terlibat konflik dengan sesama mahasiswa.
Menurut Rasmini, konflik tersebut telah diselesaikan secara damai. Namun, Agus justru melaporkan teman-temannya ke di Polsek Taliwang, Kota Mataram.
Kenapa Agus Buntung Begitu?
Permasalahan di kampus dan kasus pelecehan seksual fisik yang diduga dilakukan oleh Agus, juga mendapat perhatian dari LIDI Foundation, salah satu Lembaga yang fokus pada pemberdayaan masyarakat difabel.
Menurut, Ketua LIDI Foundation, Lalu Wisnu Paradipta, kemungkinan ejekan atau hinaan dari teman-temannya menjadi salah satu pemicu Agus melakukan Tindakan kontroversial.
“Mungkin ada ejekan dan hinaan dari teman-temannya, sehingga Agus ingin menunjukkan bahwa dirinya mampu. Namun, caranya kurang tepat,” ucapnya.
Gaya Hidup Agus Buntung Disorot
Ia juga menyoroti gaya hidup Agus yang sering terlihat di media sosial, seperti bergaul dengan teman-teman yang mengajaknya melakukan hal negatif, termasuk mengkonsumsi minuman keras.
Menurutnya, Agus sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik meskipun dalam kondisi organ tubuh yang tidak lengkap (tidak memiliki kedua lengan). Namun, ia butuh pendampingan dan bimbingan yang tepat, terutama dari orang-orang terdekatnya.
“Saya yakin Agus bisa berubah dan menatap masa depan yang lebih baik. Hal ini membutuhkan dukungan dan pendekatan yang sesuai,” ucap Wisnu.