BANDA ACEH – Nama Gus Miftah baru-baru ini menjadi perbincangan hingga hujatan netizen karena aksinya yang disebut telah menghina seorang pedagang es teh.
Hal tersebut terjadi saat Gus Miftah mengisi sebuah pengajian dan melihat pedagang es teh.
Ia kemudian tampak mengeluarkan kalimat kasar kepada pedagang es teh tersebut.
Atas aksinya itu, ia mendapatka hujatan dari banyak orang hingga berujung pengunduran diri sebagai Utusan Presiden.
Bahkan kini banyak video-video Gus Miftah yang kembali viral dan mendapatkan kritikan dari netizen.
Salah satu adalah video yang diunggah di akun TikTok @a.vang_as. Dalam video tersebut terlihat Gus Miftah yang diundang di acara Kick Andy.
Dalam video tersebut Andy F Noya tampak menanyakan soal pekerjaan Gus Miftah yang sebagai pendakwah.
“Kita gak punya pekerjaan karena bagi saya dakwah itu bukan profesi, tapi karena saya punya pesantren, orang manggil saya ustaz, orang manggil saya kiai,” ucao Gus Miftah dikutip pada Rabu (11/12/2024).
Mendengat jawaban Gus Miftah, Andy langsung memotong omongan tersebut. Ia menyinggung soal sebutan kiai yang disandang Gus Miftah.
“Tunggu, dakwah itu bukan pekerjaan,” tanya Andy.
“Saya mengatakan dakwah itu bukan profesi. Tapi apapun profesinya harus berdakwah,” jawab Gus Miftah.
“Kemudian Anda punya pondok pesantren. Gini, Anda mau meyakinkan saya bahwa Anda kiai, saya tidak gampang diyakinkan,” lanjut Andy.
“Apalagi dengan penampilan seperti ini, penonton juga pasti yakin, mana mungkin kiai penampilannya seperti ini,” tanya Andy lagi.
Mendapatkan pertanyaan bertubi-tubi, Gus Miftah tampak bercerita tentang pesantrennya.
Ia menyebut tidak meminta biaya kepada santri dan santriwati disana.
Gus Miftah banhkan memberikan guyonan tengang penampilannya. Ia menyebut dirinya memiliki penampilan atletis namun berhati teletubbies.
Andy F. Noya kembali memberikan pertanyaan soal penampilan dan perilaku Gus Miftah yang kering ke klub malam.
“Orang-orang dengan penampilan seperti Anda ini harus diuji dulu.”
“Apalagi saya dengar nih Anda sering keluyuran ke tempat-tempat hiburan, ke klub-klub malam. Bagaimana mungkin Anda seorang kiai, Anda punya pesantren, Anda justru lebih sering berkunjung ke klub malam, di tempat yang tidak layak lah,” tanya Andy.
Kembali menjawab dengan guyonan, Gus Miftah tampak memplesetkan kegiatannya yang sering ke klub malam.
“Sebenarnya bukan klub malam sih. Puskesmas, Pusat Kesenangan Mas-Mas,” jawab Gus Miftah.
Mendengar jawaban Gus Miftah, Andy pun tampak mengaku menyesal mengundangnya.
“Ini saya udah mulai nyesel. Jujur saya udah mulai nyesel. Siapa yang undang Anda sebenarnya ini,” ucap host Kick Andy itu.
Tak hanya itu, ada lagi video lain yang kembali viral.
Ada salah satu video yang menunjukkan candaan yang mengarah ke arah cabul.
Hal tersebut terlihat dalam video yang dibagikan oleh akun X @awesomeposted pada Selasa (10/12/2024).
“Asli dua orgil, udah pernah lihat ini belum!?
kl kamu ga tahan geli mending gausah,” tulis akun tersebut dikutip Rabu (11/12/2024).
Dalam vide tersebut terlihat Gus Miftah dan Zaidan seperti sedang menggelar pengajian.
Zaidan tampak mengucapkan kalimat pantun dalam acara tersebut.
“Ikan sepat ikan teri, elo berempat gue sendiri,” ucap Zaidan.
Tak disangka pantun yang diucapkan Zaidan itu dibalas oleh Gus Miftah yang duduk di sampingnya.
“Kalau cinta tak direstui, dedek bayi jadi solusi, dedek bayi jadi solusi,” kata Gus Miftah yang disambut tawaan bersama Zaidan.
Sontak video tersebut memancing amarah netizen dan menyebut guyonan Gus Miftah mengarah ke kalimat negatif.
“Lain kali gak usah disebut pengajian. Lebih pantes disebut acara Guyon Cabul Bersama Duo D*NGO,” tulis netizen.
“Yang ceramah begitu pengikutnya ya sama.
Mereka merasa ga ada unsur pelecehan, ngerendahin atau sejenisnya juga kan? Toh pengikutnya tau karakter mereka spt itu. Kalo menurut kita “negatif”, mungkin menurut pengikutnya “positif”. Jadi, biarkan,” tulis lainnya.
“Yang aku heran kenapa koq ceramahnya sampe banyak gitu yg dengerin, apakah orang2 disana tu gk ngerti kali ya unsur2 dalam penyampaian dakwah seperti apa,” tulis netizen.