BANDA ACEH — Sirine serangan udara merang-rang di seluruh penjuru Ukraina, Jumat (13/12/2024) pagi atau siang waktu Indonesia.
Rusia diperkirakan melakukan aksi pembalasan terhadap serangan Ukraina.
Media Kiev, Ukrinform mengabarkan dalam breaking newsnya hari ini, Rusia meluncurkan sejumlah besar rudal ke Ukraina.
Rudal ini meluncur dari satu MiG-31K yang berpotensi membawa rudal Kinzhal.
Baca juga: Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin
Pesawat tersebut lepas landas dari lapangan udara Savasleyka, sebelah timur Moskow.
Angkatan Udara Ukraina mengingatkan kepada warga Ukraina agar semakin berhati-hati karena ancaman Rusia yang bakal kembali menyerang Ukraina.
Ukrinform mengabarkan, bahwa rudal datang dari utara dan selatan.
Peringatan serangan udara telah diumumkan di seluruh Ukraina.
“Jangan abaikan peringatan udara!” kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.
Selain rudal, Rusia juga meluncurkan puluhan pesawat nirawak kamikaze ke Ukraina.
Namun hingga kini belum ada konfirmasi wilayah-wilayah yang terkena serangan dari Rusia tersebut.
Kewaspadaan Ukraina tersebut muncul setelah Rusia menyatakan segera membalas serangan Ukraina pada Rabu (11/12/2024).
Pada Rabu kemarin, Ukraina meluncurkan enam rudal taktis angkatan darat (ATACMS) bantuan Amerika Serikat.
Target serangan adalah lapangan udara militer di Taganrog, kota pelabuhan di wilayah Rostov, pesisir Laut Azov.
“Dua rudal ditembak jatuh oleh awak tempur sistem pertahanan udara Pantsir, sedangkan yang lainnya dibelokkan oleh peralatan perang elektronik,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP.
Dikatakan bahwa tidak ada personel militer terluka, tetapi pecahan peluru yang jatuh sedikit merusak kendaraan tempur dan bangunan di dekatnya.
“Serangan oleh senjata jarak jauh Barat ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tindakan yang tepat akan diambil,” imbuh .
Moskwa bulan lalu meluapkan amarah setelah Washington mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS.
Rudal itu dibuat oleh industri pertahanan AS Lockheed Martin dan memiliki jangkauan maksimal 300 kilometer.
Pada 21 November, Rusia meluncurkan rudal hipersonik eksperimental Oreshnik ke Ukraina untuk kali pertama. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya respons terhadap penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh Kyiv.
Pada Kamisnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menembakkan rudal balistik hipersonik ke pusat Ibu Kota Kiev jika Ukraina tidak menghentikan serangannya menggunakan rudal ATACMS atau Stporm Shador buatan Inggris.
Sementara Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan, Rusia mungkin akan segera membidik Ukraina lagi dengan rudalnya yang baru, Oreshnik.
Peringatan AS “didasarkan pada penilaian intelijen bahwa ada kemungkinan Rusia dapat menggunakan rudal Oreshnik dalam beberapa hari mendatang,” kata Singh, dikutip dari kantor AFP