Bukan dengan Ilmu Hitam, Sang Ibu Beberkan Alasan Banyak Cewek Terbujuk Rayuan Agus Buntung

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Ibu dari I Wayan Agus Suartama, yang lebih dikenal dengan nama Agus Buntung membantah tudingan publik kepada anaknya soal penggunaan ilmu hitam untuk merayu para wanitaI Gusti Ayu Aripadni memastikan, anaknya tak pernah menggunakan ilmu hitam yang dimaksud

Hal ini disampaikan untuk merespons tuduhan belakangan ini yang menyebutkan bahwa Agus Buntung 

 “Anak saya tidak punya ilmu apa-apa.”

“Dia hanya berbicara dari hati dan jujur,” ungkap Gusti Ayu dalam pernyataannya baru-baru ini

Bantahan ini disampaikan ibunda Agus Buntung demi mendukung pernyataan Agus Buntung sebelumnya.

Pernyataan ini juga sebelumnya disampaikan Agus Buntung.

Ia sendiri juga membantah tuduhan tersebut.

 Bahkan Agus Buntung berani bersumpah di hadapan publik bahwa ia tidak memiliki ilmu hitam atau kemampuan manipulatif lainnya.

“Saya berani bersumpah di hadapan semua orang bahwa saya tidak punya ilmu apa-apa,” tegas Agus pada Jumat (13 /12/2024).

Kasus Dugaan Pelecehan

Sebelumnya, beredar rekaman suara yang diduga merupakan Agus Buntung merayu salah satu korbannya.

Dalam rekaman tersebut, Agus terlihat berusaha meyakinkan korban bahwa ia tidak seperti laki-laki lain yang hanya memanfaatkan perempuan.

Agus mengakui bahwa suara dalam rekaman itu memang miliknya.

 Namun, ia menjelaskan bahwa perkataannya ditujukan untuk memotivasi korban, bukan untuk mengelabui dan memperdaya korban.

“Itu memang betul suara saya, tetapi saya tidak bermaksud untuk memanipulasi atau mengubah pikiran,” jelas Agus.

Diketahui saat ini, kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Agus Buntung masih terus berkembang.

Publik pun menunggu perkembangan lebih lanjut terkait tuduhan yang dihadapi Agus Buntung.

Agus Buntung Kebanyakan Menyasar Perempuan Galau

Terungkap cara I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung melecehkan korbannya.

Sebelum mendekati korban, Agus Buntung sudah profiling atau mencari informasi kondisi perempuan yang akan dilecehkan. 

Hal ini dikatakan Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Joko Jumad.

Menurut Joko, Agus menggunakan modus yang sama untuk mendekati korban, yaitu para korban yang duduk sendiri di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram.

 “Agus melakukan profiling terhadap korban, yang sedang duduk sendiri di taman, dengan asumsi ketika dia duduk sendiri dia sedang galau, sedang ada masalah,di situlah kemudian Agus masuk,”terang Joko.

Agus mendekati korban dengan menunjukkan kondisinya yang disabilitas, yang membuat para korban merasa kasihan.

Pelaku terus menunjukkan bahwa ia tidak bisa apa-apa, beraktivitas susah, banyak direndahkan.

“Akhirnya korban merasa iba dan korban menaruh kepercayaan pada si Agus,”cerita Joko.

Korban yang mulai iba dan percaya, kemudian dimanfaatkan oleh pelaku untuk menggali informasi para korban hingga ke hal-hal yang bersifat privasi dan sensitif.

Korban mulai terpancing dan menceritkan hal-hal yang tidak semestinya diceritakan. Cerita inilah yang menjadi senjata Agus untuk mengancam para korbannya.

Agus mengancam akan menceritakan aib-aib para korban ke orang tua, dan orang-orang terdekat korban.

Korban merasa terintimidasi dan menuruti keinginan Agus, hingga terjadi pelecehan seksual di satu homestay.

Saat di homestay, hampir semua korban hendak kabur dari si pelaku, namun korban diancam lagi akan dinikahkan jika berteriak.

“Agus mengancam para korbannya di homestay, kalau berteriak akan digerebek dan dinikahkan, dan itu di Lombok sering terjadi, itulah yang kemudian karena korban tidak mau dinakahkan,” imbuh Joko.

Korban bertambah

Korban dugaan pelecahan yang dilakukan Agus Buntung di Mataram, NTB, bertambah menjadi 17 wanita dari sebelumnya 15 orang.

Joko Jumadi mengatakan, terdapat penambahan dua korban, di mana satu di antaranya masih di bawah umur.

Ia menyebut, dari dua korban tersebut satunya mengaku sudah dilecehkan, tetapi satunya lagi masih dalam tahap percobaan pelecehan seksual.

 “Dua korban ini ada yang datang sendiri ke Polda, satu lagi ada videonya sempat viral dan langsung menghubungi sendiri tim pendamping,” kata Joko dikutip dari TribunLombok, Jumat (14/12/2024).

Joko juga menyebutkan alat bukti video yang diberikan korban kepada KDD berupa video grooming seperti video korban lainnya.

Adapun para korban dari kalangan mahasiswi dan beberapa masih pelajar.

Viral Rekaman Suara Agus

Agus Buntung yang merupakan pria disabilitas tanpa tangan, mengakui rekaman suara yang beredar merupakan suaranya.

Meski mengakui, Agus membantah pernyataan yang ada dalam rekaman tersebut bukan manipulasi, melainkan kata-kata motivasi yang disampaikan ke para korban.

“Itu memang betul suara saya, tetapi tidak saya bermaksud untuk memanipulasi atau merubah pikiran, itu sudah jelas saya memberi semangat,”terang Agus dalam tayangan Youtube KoranLombok, Jumat (13/12/2024).

Ia juga dengan tegas membantah tuduhan yang mengatakan ia memiliki ilmu hitam, guna-guna dan semacamnya.

“Saya terus terang saya berani bersumpah di hadapan semua orang bahwa saya tidak punya ilmu apa-apa,”kata Agus.

“Jadi tidak ada saya punya ilmu ini itu, atau manipulasi atau menggerakkan orang dengan kata-kata. Mustahil itu,”lanjutnya.

Sebelumnya beredar rekaman suara I Wayan Agus Suartama alias Agus buntung merayu korbannya.

Dalam rekaman suara itu, terdengar Agus merayu korbannya dengan modus ingin membantu korban.

Agus dalam rekaman tersebut berusaha meyakinkan korban, bahwa ia tidak seperti laki-laki lain yang hanya memanfaatkan perempuan.

Berikut rekaman rayuan Agus buntung yang beredar di sosial media.

“Saya tidak senang orang yang lemah, lap air mata itu nanti luntur pupurannya (bedak), nanti kayak apa mau ke kampus. Kakak (korban) bersihin diri, sampai kakak shalat-pun kakak nggak bisa salat karena ada yang ganjal,” kata Agus dalam rekaman video tersebut.

“Walau kita berdua di kamar tidak bisa apa-apa saya masih dimandiin sama mama saya, saya tidak sama kayak cowok-cowok yang lain,” kata Agus.

“Enam tahun saya nyari kamu, entah hati saya gimana, jatuh di sini, dek. Kakak cantik, jangan, mohon, saya saya percaya kakak bisa.”

“Punya ilmu, kan? Kakak ndak perlu insecure, buktiin bahwa kakak itu bisa.”

“Enam tahun saya nyari kamu, tanpa saya sadarin ke mana saya nyari orang yang bisa mengerti, entah hati saya gimana, jatuh di sini, dek.”

“Saya enggak senang orang lemah.”

“Kakak kan perjuangan kakak, ya Allah, hanya hidup sendiri, berjuang sendiri, nekat gara-gara hal sepele.”

“Kakak mau nekat lagi? Bisa gak aku minta jangan nekat? Tobat lah. Nyawa saya saya kasih kakak, biar tahu bahwa kakak itu berarti bagi dunia ini.”

“Saya bukan mengarang, buktiin kalau saya bohong. Kapanpun kamu ketemu saya kamu bisa bunuh saya.”

“Tapi ku mohon, jangan kamu buat dirimu yang tidak-tidak.”

“Bingung kenapa saya ngomong gini, kamu kira saya modus sama kayak cowok-cowok yang lain.”

“Buktinya dia (cowok lain) ngerusak kamu.”

“Saya langsung to the point, biar kamu tidak bilang saya ngerusak.”

“Walaupun kita berdua di kamar, saya tidak bisa apa-apa, saya masih dimandiin mama, saya bukan sama kayak cowok-cowok yang lain, karena cowok-cowok itu hanya manfaatin kamu. Dari mana saya tahu? Itu pikiran.”

“Kamu mau berubah atau tidak. Kalau kamu tidak mau berubah, saya pergi. Tapi kalau kamu mau berubah, saya akan tetap di sini dengan mengasih tahu bagaimana cara kesuksesan kamu.” (*) 

Exit mobile version