Kisah Karomah Wali Allah, Sunan Giri Semasa Bayi Keluarkan Cahaya saat Dilarung ke Laut

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Kisah karomah wali Allah yakni Sunan Giri akan diulas dalam artikel ini. Sunan Giri merupakan salah satu dari Walisongo penyebar agama Islam di Tanah Jawa yang memiliki karomah. 

ADVERTISEMENTS
ad47

Dikisahkan, Sunan Giri selamat dan bisa melarikan diri dari kejaran Raja Blambangan hingga membuatnya murka. Sang raja pun menyimpan dendam dengan ulama kharismatik, sekaligus waliyullah yang diutus Sunan Ampel di Blambangan itu.

Konon Raja Blambangan Prabu Menak Sembuyu kian memuncak dendamnya, saat wilayahnya wabah dan bencana kelaparan. Prabu Menak Sembuyu ini menyalahkan menantunya yang menyebabkan wabah penyakit dan kelaparan kembali merajalela

ADVERTISEMENTS

Dikutip dari”Wali Songo” karya Umar Hasyim, tiga bulan pasca Syeikh Maulana Ishak melarikan diri, Islam berkembang cukup pesat di Banyuwangi. Menurut sang raja, wabah dan penyakit itu akibat banyaknya warga yang meninggalkan agama Hindu, hingga membuat sang dewa murka. 

Kisah Karomah Wali Allah

ADVERTISEMENTS

Suatu ketika anak Dewi Sekardadu, cucu Prabu Menak Sembuyu lahir. Bayi itu lahir berjenis kelamin laki-laki dengan paras tampan. Tetapi sang raja sempat memiliki niat untuk membunuh sang cucu, karena kesal dan menyalahkan ulah Syeikh Maulana Ishak ayah Sunan Giri atas perbuatannya.

Meski demikian, hal itu urung dilakukan karena melihat cucunya terlahir laki-laki dengan paras tampan. Sebagai gantinya sang penguasa Blambangan ini memerintahkan anaknya Dewi Sekardadu untuk membuang cucunya ke laut lepas. 

ADVERTISEMENTS

Tentu saja hal ini membuat sedih Dewi Sekardadu atas keputusan ayahnya itu. Ia ikut mengantarkan putranya dibawa oleh para utusan raja ke tepi pantai. Di hadapan mata kepalanya sendiri, peti yang di dalamnya terbaring putranya itu dibuang ke tengah laut.

Pasca peristiwa itu, Dewi Sekardadu kian lemah dan sangat sedih. Ia pun memutuskan tidak kembali ke istana dan memilih mengembara entah kemana, tidak ada yang tahu seorang pun kemana sang putri raja itu pergi. Hingga suatu ketika konon Dewi Sekardadu ditemukan meninggal dunia di tengah hutan, dan tidak seorang pun yang mengetahui dimana jenazahnya terbaring. 

ADVERTISEMENTS

Di sisi lain nasib Raden Paku yang terombang-ambing di lautan akhirnya ditemukan oleh pedagang dari Gresik saat hendak menuju Bali. Konon saat melintasi dekat peti sang calon waliyullah ini perahu oleng dan berputar-putar terus di tengah lautan. 

Perahu tak bisa maju dan tidak bisa mundur. Bahkan saat diperiksa di tengah laut dari perahu tampak sebuah sinar terang. Ternyata sinar terang itu muncul dari peti yang terapung-apung di tengah laut. Setelah peti diambil dan dibuka, mereka terkejut karena di dalamnya ada bayi laki-laki yang menangis mengiba – iba. 

ADVERTISEMENTS

Menariknya saat perahu hendak menuju Bali, perahu masih oleng dan tak bisa melaju ke arah timur. Keputusan pun diambil dengan tidak meneruskan perjalanan ke Bali dan kembali ke Gresik. Selanjutnya bayi laki-laki itu diserahkan kepada majikan mereka di Gresik bernama Nyai Gede Pinatih

ADVERTISEMENTS
Follow HARIANACEH.co.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Exit mobile version