ISLAM

Tak Terdengar Suara Adzan di PIK, Menag Tegaskan Rumah Ibadah jadi Oase di Kawasan Permukiman

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pernyataan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar soal keberadaan rumah ibadah di komplek perumahan viral di masyarakat. Dia sempat mengutarakan keheranannya tidak terdengar suara azan di perumahan elit Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jakarta. 

ADVERTISEMENTS
Mengenang dan Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh dari Bank Aceh Syariah

 

Dia lantas memberikan penjelasan lebih komplit mengenai pernyataan tersebut. Nasaruddin mengajak masyarakat untuk menjadikan kawasan di  Indonesia sebagai kota religi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Dirgahayu Kodam IM ke-68 dari Bank Aceh Syariah

 

Itu ditandai dengan kehadiran beragam rumah ibadah. Baik itu  masjid, gereja, pura, wihara, klenteng, dan lainnya.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM Expired Bank Aceh Syariah

 

Nasaruddin mengatakan, kehadiran rumah ibadah sangat penting sebagai sarana umat. Menjadi sarana untuk menghidupkan suasana batin dan religiusitasnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Milah BPKH ke 7 Tahun

 

“Rumah Ibadah bisa menjadi oase yang menghidupkan suasana batin dan religiusitas masyarakat,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal itu pada Selasa (24/12) malam. 

Berita Lainnya:
Menag Beri Penjelasan soal Tak Ada Azan di PIK: Kita kan Negara Pancasila
ADVERTISEMENTS
QRIS Merchant Bank Aceh Syariah

 

Mantan Wakil Menteri Agama itu mengatakan, kalau ada perkampungan atau permukiman masyarakat tanpa rumah ibadah, nanti jangan-jangan terasa kering. Yang dia maksud kering itu adalah kering dari sisi spiritualitas.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

 

“Karena bagi kita, begitu melihat rumah ibadah, hati kita terbuka, ingat pada Tuhan,” jelasnya. 

 

Nasaruddin mengatakan, kehidupan perkotaan yang diwarnai gedung pencakar langit, tidak jarang mendorong orang untuk terjebak hanya pada urusan duniawi. Sehingga kehadiran rumah ibadah diharapkan bisa menjadi oase yang menyejukkan sekaligus mengingatkan umat tentang Tuhan dan kematian.

 

“Begitu lihat masjid, begitu lihat gereja, pura, vihara, klenteng, kita jadi ingat bahwa kita akan mati, lalu persiapan kita apa,” katanya.

Berita Lainnya:
Diapresiasi, Setoran Awal Ongkos Haji Bisa Dipakai Jemaah Lain
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari KORPRI ke-53

 

Jadi, kata Nasaruddin, betapa perlunya suara-suara religi pada setiap kawasan penduduk atau permukiman. Dia juga mengajak umat mensyukuri nikmat kerukunan dan kedamaian Indonesia.

 

Meski sangat heterogen, Indonesia tetap rukun. Kondisi ini menjadi kebanggaan. Bahwa Indonesia boleh berbeda-beda suku bangsa, bahwa perbedaannya sangat banyak. Tapi tetap bisa hidup rukun. 

 

“Inilah indahnya lukisan Tuhan,” sebutnya.

 

Dia mengajak masyarakat untuk terus perkuat toleransi. Yaitu kesediaan untuk menerima kenyataan yang berbeda dengan diri sendiri

Follow HARIANACEH.co.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya