Alvin Lie ragukan teori Bird Strike pada kecelakaan pesawat Jeju Air: Ini patut dicurigai
NASIONAL
NASIONAL

Alvin Lie ragukan teori Bird Strike pada kecelakaan pesawat Jeju Air: Ini patut dicurigai

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Tragedi kecelakaan pesawat Jeju Air nomor penerbangan 7C-2216 di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu pagi, 29 Desember 2024, menewaskan 179 orang dan menyisakan teka-teki besar.Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan keraguannya terhadap teori yang menyebut bird strike sebagai penyebab utama kecelakaan pesawat Jeju Air.

ADVERTISMENTS

Menurut Alvin, kemungkinan besar insiden ini disebabkan oleh masalah teknis pada sistem hidrolik pesawat.

“Kelihatannya ada gangguan pada sistem hidrolik sehingga roda pendaratan dan flap tidak bisa berfungsi. Ini membuat kecepatan mendarat sangat tinggi,” ujar Alvin dalam keterangannya yang dilansir Hops.id dari Suara.com.

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Usai Blunder dan Tuai Kritik Soal Teror Media Tempo, Hasan Nasbi Jamin Kebebasan Pers di Indonesia

Ia menegaskan, jika hanya disebabkan oleh burung yang masuk ke mesin, pesawat masih bisa dikendalikan.

Hal yang semakin memperkuat dugaan ini adalah ada insiden sebelumnya yang melibatkan pesawat dengan registrasi yang sama, HL-8088.

ADVERTISMENTS

Pada 27 Desember 2024, pesawat tersebut mengalami gangguan teknis saat terbang dari Jeju menuju Beijing, yang memaksanya melakukan pendaratan darurat di Bandara Incheon.

“Masalah ini harus dicermati lebih dalam. Apakah kerusakan teknis ini berhubungan dengan kecelakaan yang terjadi dua hari kemudian?” tambah Alvin.

Tragedi di Muan ini terjadi ketika pesawat keluar dari landasan pacu, menabrak pagar beton, dan terbakar hebat.

Berita Lainnya:
Kinerja Kejagung Usut Korupsi BBM Oplosan Menuai Kritik

Berdasarkan laporan Yonhap, hanya dua dari total 181 penumpang dan kru yang selamat. Sebagian besar korban meninggal dunia akibat benturan dan kobaran api.

Alvin menekankan pentingnya investigasi mendalam, termasuk analisis data dari flight data recorder dan cockpit voice recorder, untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan pesawat Jeju Air.

“Kita belum bisa menyimpulkan apa pun tanpa hasil investigasi yang menyeluruh,” ujarnya.

Kecelakaan ini menjadi peringatan serius bagi dunia penerbangan.

Apakah ada kelalaian dalam pemeliharaan pesawat? Atau ini murni kesalahan teknis yang tidak terdeteksi sebelumnya? Jawabannya masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.***

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS