Penjelasan OCCRP Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Paling Korup Dunia 2024
EROPAINTERNASIONAL

Penjelasan OCCRP Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Paling Korup Dunia 2024

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Presiden RI ke-7 Jokowi masuk nominasi sebagai tokoh paling korup di dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP – organisasi jurnalisme investigasi dunia). Jokowi masuk nominasi bersama Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina, dan konglomerat India Gautam Adani.OCCRP kemudian memberikan penjelasan terkait Jokowi yang masuk nominasi. Dalam keterangannya, OCCRP menjelaskan nama-nama nominasi berasal dari usulan masyarakat dunia.

ADVERTISMENTS

“Hal ini sudah berjalan selama 13 tahun dan diputuskan oleh tim juri yang berasal dari civil society, akademisi, dan jurnalistik, yang kesemuanya memiliki pengalaman dalam menginvestigasi korupsi dan kejahatan. Kami menerima lebih dari 55 ribu masukan, termasuk tokoh-tokoh Politik terkenal bersama tokoh yang tidak begitu dikenal,” kata OCCRP dikutip dari laman resminya, Jumat (3/1).

Berita Lainnya:
Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan

OCCRP menjelaskan pihaknya tidak memiliki kontrol atas tokoh-tokoh yang masuk nominasi karena nama-nama tersebut berasal dari masyarakat.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

“Ini termasuk nominasi mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi. OCCRP memasukkan para ‘finalis’ yang mendapat dukungan online terbanyak dan memiliki beberapa dasar untuk dimasukkan [dalam nominasi final],” ujarnya.

OCCRP mengatakan, pihaknya tidak memiliki bukti Jokowi terlibat dalam tindak korupsi untuk keuntungan pribadi selama masa kepemimpinannya.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

“Meski demikian, kelompok civil society dan para ahli mengatakan pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan komisi anti korupsi Indonesia. Jokowi juga secara luas dikritik karena merusak lembaga pemilihan umum dan peradilan Indonesia demi kepentingan ambisi politik putranya, yang kini menjadi wakil presiden di bawah presiden baru Prabowo Subianto.

Berita Lainnya:
Modus 'Walid' NTB Memperdaya 10 Santriwati: Disuruh Minum Ludah hingga Disetubuhi

“Para hakim menghargai nominasi masyarakat, tapi dalam beberapa kasus, tidak ada bukti langsung tentang korupsi yang signifikan atau pola pelanggaran yang telah berlangsung lama,” jelasnya lagi.

“Namun, jelas ada persepsi yang kuat di antara masyarakat tentang korupsi dan ini harus menjadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat sedang mengawasi dan mereka peduli. Kami juga akan terus mengawasi,” pungkasnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS