BANDA ACEH – Munculnya video pernyataan sekelompok orang yang mengatakan pembanggunan pagar laut merupakan swadaya masyarakat menimbulkan pertanyaan terkait biaya pembangunan pagar laut tembus miliaran rupiah.Dalam sebuah video yang beredar, sekelompak pemuda yang menamakan diri Jaringan Rakyat Pantura Mahasiswa – Nelayan Pemuda, mengakui bahwa pemasangan pagar laut adalah swadaya masyarakat.
Menurut mereka pemasangan pagar laut ini salah satunya adalah untuk budidaya kerang dalam meningkatkan pendapatan warga sekitar pesisir Tangerang serta untuk memecah ombak.
Selain itu mereka juga menjelaskan jika pembanggunan pagar laut ini tidak menganggu aktifitas nelayan setempat.
Akan tetapi netizen mempertanyakan asal usul biaya pembanggunan pagar laut yang ternyata mencapai miliaran rupiah.
Terlebih lagi beredarnya video pembanggunan pagar laut yang menggunakan ekskavator beberapa waktu lalu semakin membuat netizen penasaran dengan biaya yang harus dikeluarkan warga.
Sedangkan nelayat setempat yang berasal dari Desa Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang yang menjelaskan dengan adanya pagar lau membuat mereka semakin sulit untuk mencari ikan.
Nelayan yang bernama Trisno menjelaskan dengan adanya pagar lau ini membuat para nelayan harus mencari ikan jauh ketengah laut.
Hal ini membuat mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk kebutuhan bahan bakar, jika cuaca tidak mendukung mereka terpaksa tidak melaut karena besarnya ombak yang membahayakan.
Nelayan lainnya yang bernama Darsono dari Desa Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang menjelaskan bahwa dirinya serta nelayan lainnya kesulitan untuk mencari hasil tangkapan laut yang mayoritas berada di pinggir pantai akibat adanya pagar laut.
Saat betemu dengan Disway.id, Darsono menjelaskan jika dirinya serta nelayan lainnya kesulitan untuk mencari hasil tangkapan laut yang mayoritas berada di pinggir pantai akibat adanya pagar laut.
Hasil tangkapan yang biasanya di dapat di area tersebut berupa udang, kerang hingga kepiting rajungan, dengan adanya pagar laut menjadi tidak bisa.
Tidak hanya itu, menurutnya para nelayan juga takut mencari ikan di sekitar pagar laut, hal ini karena takut perahu menabrak pagar dan menyebabkan kerusakan.
Sedangkan pembanggunan pagar laut ini sendiri menurut nelayan setempat menjelaskan dibangun pada pagi hingga siang hari dan tida adanya patroli laut.
Pernyataan dari nelayan ini juga dikuatkan oleh Gufron selaku Ketua Riset dan Advokasi Publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PP Muhammadiyah.
Dalam podcast di akun youtube @satuvisiutama menjelaskan jika pembanggunan pagar laut ini telah dilakukan sejak 2023 lalu.
Menurut Gufron jika pembanggunan pagar laut ini dilakukan oleh nelayan, dari mana mereka mendapatkan uang sebegitu banyak.
Menurut Gufron, pembanggunan pagar laut ini murni untuk pembanggunan PIK 2 dan mempertanyakan individu yang sanggup membiayai pemasangan pagar hingga 30 km di pesisir Tangerang.
Berdasarkan informasi yang didapatinya, pihak yang terlibat dalam pembanggunan pagar laut ini merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari Agung Sedayu Group.
Berbagai komentar disampaikan netizen terkait pembiayaan pagar laut yang sangat besar.
“Hebat yah para Nelayan kita yg ini, kini mereka sudah kaya raya bisa membangun Pagar Laut 30km yang pastinya dengan biaya fantastis untuk ukuran kehidupan nelayan biasa,” tulis akun X@MMargani5.
“Dan mungkin setelah ini sukses & mereda sepertinya mereka akan benar-benar mejhadi “sejahtera” hidupnya…?, tambahnya.
“Ini sdh setingan banget. Klo nelayan itu diintrogasi oleh pihak keamanan itu hanya basa basi, klo ditanya oleh para jurnalis jawabnya akan itu itu saja,” akun X@kaumjelata24 ikut mengomentari.
“Praktek praktek seperti ini semakin menunjukan bahwa pagar laut itu yg mendanai korporasi besar,” tambahnya.
“@msaid_didu and @kkpgoid, Nelayan yg bangun ???, komentar akun @HENDRAG46710196.
“Wat makan aja susah … Boro”wat swadaya pagar laut … 30Km++ x brp bambu = brp duit ituuu … Blm biaya lain” nya …,” tulisnya.