BANDA ACEH – Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) AM Putranto memperingatkan para menteri untuk tidak sembarangan menunjuk staf khusus mereka. Hal ini diungkapkan ketika disinggung mengenai polemik Rudi Sutanto, diduga buzzer Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), yang dilantik jadi staf khusus (stafsus) Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid.Putranto menegaskan, setiap kementerian wajib melaporkan lebih dulu kepada pihak istana calon staf khusus, sebelum resmi dilantik.
“Iya dong (melaporkan stafsus ke Istana). Enggak bisa lantik sembarangan dong,” kata Putranto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).
Dia mengakui bahwa setiap Kementerian/Lembaga memiliki kewenangan untuk menentukan personel stafsus mereka. Akan tetapi, mereka juga wajib melaporkan calon personel baru kepada pihak Istana.
“Jadi kami di KSP saya rekrutmen personil tersendiri, khusus saya dikasih kewenangan diSesneg seperti itu. Di Sesneg ya ada sendiri sama seperti untuk pak Rudi Sutanto dan sebagainya keputusan di mereka,” tuturnya.
Diketahui, pelantikan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid jadi sorotan, bukan hanya karena Raline Shah, tetapi juga Rudi Sutanto yang dikaitkan dengan akun media sosial @kurawa. Menanggapi isu ini, Meutya Hafid mengaku tidak tahu soal kaitan tersebut.
“Saya tidak tahu ya, Rudi Sutanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto. Jadi saya tidak mau berspekulasi mengenai apa atau siapa Rudi Sutanto,” ujar Meutya di Istana Merdeka, Jakarta, Dikutip dari Antara, Senin (13/1/2025).
Menurut Meutya, Rudi diangkat menjadi staf khusus karena memiliki keahlian di bidang komunikasi strategis yang dianggap relevan dengan kebutuhan Kementerian Komunikasi dan Digital.
“Beliau memang ahli strategi komunikasi, jadi ini juga akan mewarnai kementerian, karena kementerian ini tidak hanya soal digital tetapi juga komunikasi,” jelasnya.
Meski demikian, sejumlah pihak di media sosial mengaitkan Rudi Sutanto dengan Rudi Valinka, pemilik akun @kurawa yang dikenal merupakan buzzer atau pendengung pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Namun, Meutya menegaskan dirinya tidak aktif di platform Twitter, yang kini bernama X, sehingga tidak mengetahui lebih jauh soal akun tersebut. “Saya nggak tahu, Mas, saya juga nggak terlalu main Twitter,” ungkapnya.