“Secara kuantitas, pasokan gas dari Pertamina cukup, namun di lapangan, masyarakat hanya mendapatkan setengah dari stok yang seharusnya ada di pangkalan. Ini yang menyebabkan kelangkaan dan akan segera kami benahi,” tegasnya.
Mengenai IPDN, Syech Muharram menyebutkan pihaknya telah menghibahkan 40 hektare tanah di Kota Jantho untuk pembangunan kampus tersebut.
“Kami telah menyiapkan lahan, tinggal bagaimana pemerintah pusat merealisasikannya dan Pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Mualem IPDN Aceh bisa terwujud,” sebutnya.
Di akhir pidatonya, Syech Muharram menegaskan, dirinya akan membawa perubahan di Aceh Besar dengan dukungan semua pihak.
“Kita memasuki era perubahan. Saya tanya kepada para OPD, apakah sudah siap? Kita harus siap. Tidak boleh ada lagi kecurangan dalam pemerintahan. Kita harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat, terutama 60 persen masyarakat Aceh Besar yang berprofesi sebagai petani. Hak-hak mereka harus kita perjuangkan,” tegasnya.
Ia juga meminta dukungan penuh dari seluruh instansi, lembaga, dan masyarakat untuk bersama-sama dan salin membahu membawa perubahan positif bagi Aceh Besar.
“Saya dan Pak Syukri tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus bekerja bersama untuk kemajuan Aceh Besar,” imbuhnya.
Dalam pidatonya Syech Muharram menyampaikan bahwa Pj Bupati Muhammad Iswanto merupakan guru bagi dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan di Aceh Besar.
“Guru kami pertama dalam pemerintahan ialah Pj Bupati Iswanto, ia merupakan sahabat lama dan selalu terbuka dalam komunikasi bersama kami sejak ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPRK Aceh Besar, Abdul Muchti, yang memimpin jalannya rapat paripurna, menyatakan keyakinannya bahwa bupati dan wakil bupati yang baru mampu menjalankan tugas dengan baik.
“Kami percaya bahwa kepemimpinan yang baru ini akan membawa kemajuan bagi Aceh Besar dengan didukung oleh para pejabat di lingkungan Pemkab Aceh Besar yang telah ahli di bidangnya masing-masing,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pj. Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, atas pengabdian dan keberhasilannya selama menjabat.
“Kami berterima kasih atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam membangun Aceh Besar selama masa jabatannya,” pungkasnya.
Acara pelantikan tersebut juga berlangsung dalam suasana duka mendalam atas wafatnya dua ulama kharismatik Aceh pada hari yang sama, yakni Abu H Usman Bin Ali (Abu Kuta Krueng) dan Aba Asnawi (Aba Budi Lamno). Sebagai bentuk penghormatan, acara ditutup dengan doa takziah yang dipandu oleh Ketua MPU Aceh Besar, Tgk. H Nasruddin M (Abi Nas).[]