Penulis: Hanny N**
Warga Kampung Bulak, Desa Nanggerang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor digegerkan dengan penemuan jasad bayi di aliran Kali Caringin.
Jasad bayi perempuan tersebut pertama kali ditemukan warga yang tengah mancing di kali. Saat ditemukan, jasad bayi tersangkut di akar dan rerumputan pinggir kali dalam keadaan terlungkup.
Fenomena kriminalitas yang semakin marak, dengan kadar kekerasan yang makin mengerikan dan pelaku yang semakin muda, menjadi bukti nyata kegagalan sistem sekuler kapitalisme dalam menjamin keamanan masyarakat. Setiap hari, media dipenuhi dengan berita tentang perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba, hingga tawuran yang berujung maut. Kenyataan ini menegaskan bahwa sistem yang diterapkan saat ini telah mandul dalam menjaga nyawa manusia dan menekan angka kriminalitas.
Akar Masalah: Sistem Sekuler Kapitalisme yang Gagal
Meningkatnya angka kejahatan bukanlah fenomena yang muncul secara tiba-tiba. Ada faktor sistemik yang berperan dalam membentuk lingkungan yang subur bagi kriminalitas. Sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan saat ini telah merusak berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, pendidikan, hingga media.
Krisis Ekonomi yang Memicu Kejahatan
Kapitalisme melahirkan ketimpangan ekonomi yang tajam. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin lebar, sementara akses terhadap kebutuhan pokok menjadi semakin sulit. Kemiskinan yang dihasilkan oleh sistem ini mendorong banyak orang untuk mengambil jalan pintas demi bertahan hidup, bahkan jika itu berarti melakukan kejahatan.
Hancurnya Moral dan Pergaulan Sosial
Sekularisme telah mencabut nilai-nilai agama dari kehidupan masyarakat. Akibatnya, standar moral menjadi kabur, dan masyarakat cenderung mengejar kebebasan tanpa batas. Media massa dan hiburan yang didominasi budaya Barat turut membentuk pola pikir permisif, di mana kekerasan dan perilaku menyimpang dianggap sebagai hal yang biasa. Hal ini semakin memperparah kondisi sosial, di mana kriminalitas tumbuh subur akibat lemahnya kontrol moral individu dan masyarakat.
Lemahnya Sistem Sanksi
Sistem hukum dalam kapitalisme lebih condong pada asas manfaat dan sering kali gagal memberikan efek jera. Banyak kasus kriminal yang berakhir dengan hukuman ringan, bahkan tak jarang pelaku mendapatkan keringanan atau bebas bersyarat. Hukuman yang lemah ini justru memberi celah bagi pelaku untuk mengulangi kejahatan mereka. Akibatnya, masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum yang ada.
Keamanan yang Tidak Terjamin
Kapitalisme menjadikan keamanan sebagai sebuah komoditas. Hanya mereka yang memiliki uang yang bisa menikmati keamanan yang lebih baik. Para pemilik modal bisa membayar jasa keamanan pribadi atau tinggal di lingkungan elite yang lebih terjaga. Sementara itu, masyarakat kelas bawah harus berjuang sendiri menghadapi ancaman kriminalitas di lingkungan mereka.
Islam sebagai Solusi: Negara Pelindung dan Penjamin Keamanan
Islam memiliki sistem yang sempurna dalam menjamin keamanan dan kesejahteraan rakyat. Berbeda dengan kapitalisme yang menyerahkan urusan keamanan kepada individu atau swasta, Islam menempatkan negara sebagai pelindung utama bagi rakyatnya. Ada beberapa langkah fundamental yang diterapkan dalam Islam untuk mencegah dan menekan angka kriminalitas:
Menutup Pintu Kriminalitas dengan Jaminan Kesejahteraan
Negara dalam Islam bertanggung jawab untuk memastikan setiap individu mendapatkan hak-haknya, termasuk kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Negara juga menciptakan lapangan kerja yang luas sehingga rakyat tidak perlu melakukan kejahatan demi bertahan hidup. Dengan kesejahteraan yang terjamin, dorongan untuk melakukan tindakan kriminal pun berkurang.
Penerapan Sistem Sanksi yang Tegas dan Adil
Dalam Islam, sistem sanksi diterapkan dengan prinsip jawabir (penghapus dosa) dan jawazir (pencegah kejahatan). Hukuman dalam Islam dirancang agar memberikan efek jera yang nyata sehingga masyarakat berpikir seribu kali sebelum melakukan tindakan kriminal. Misalnya, hukuman potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina yang telah menikah, dan qishash bagi pembunuh. Dengan hukuman yang tegas dan adil, tingkat kriminalitas dapat ditekan seminimal mungkin.
Pendidikan Islam sebagai Benteng Moral Generasi Muda
Islam tidak hanya mengandalkan sistem sanksi dalam menekan kriminalitas, tetapi juga memastikan bahwa generasi mudanya memiliki fondasi moral yang kuat. Pendidikan Islam diarahkan untuk mencetak individu yang memahami hakikat penciptaannya, memiliki ketakwaan tinggi, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, mereka akan memiliki kesadaran untuk menjauhi maksiat dan kejahatan, bukan karena takut hukuman semata, tetapi karena dorongan keimanan yang kuat.
Kontrol Sosial yang Kuat di Tengah Masyarakat
Dalam Islam, masyarakat memiliki peran penting dalam menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Konsep amar ma’ruf nahi munkar diterapkan secara aktif dalam kehidupan sosial. Jika ada seseorang yang menunjukkan tanda-tanda perilaku menyimpang, masyarakat akan segera memberikan nasihat dan peringatan agar yang bersangkutan kembali ke jalan yang benar. Dengan adanya kontrol sosial yang kuat, potensi seseorang untuk terjerumus dalam kriminalitas dapat ditekan.
Tiga Pilar Penjamin Keamanan dalam Islam
Islam menjamin keamanan melalui tiga pilar utama:
- Ketakwaan Individu
Setiap individu dididik untuk memiliki kesadaran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Kesadaran ini menjadi benteng utama dalam mencegah seseorang melakukan kejahatan. - Kontrol Masyarakat
Masyarakat memiliki peran dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, sehingga jika ada individu yang mulai menunjukkan perilaku menyimpang, mereka dapat segera dinasihati dan diarahkan. - Penerapan Hukum Islam oleh Negara
Negara bertanggung jawab untuk menegakkan hukum secara adil dan tegas. Dengan sistem sanksi yang tegas serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan rakyat, negara dapat memastikan tingkat kriminalitas tetap rendah.
Penutup
Meningkatnya kriminalitas adalah cerminan nyata dari sistem hidup yang rusak. Kapitalisme telah gagal menciptakan lingkungan yang aman dan sejahtera bagi rakyatnya. Sebaliknya, Islam menawarkan solusi komprehensif yang tidak hanya menekan angka kriminalitas, tetapi juga membangun masyarakat yang beradab dan harmonis. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk keluar dari krisis ini adalah dengan kembali kepada Islam dan menerapkan sistemnya dalam kehidupan secara kaffah. Hanya dengan cara ini, keamanan dan kesejahteraan masyarakat dapat benar-benar terwujud.
Wallahu a’lam bish-shawab.