Ia menegaskan, kembali ke Pancasila sama sekali bukan berarti kembali ke Orde Baru. Karena justru Orde Baru yang mulai membuka pintu bagi gerakan kapitalisme global yang berwatak menjajah itu.
“Karena itu saya mengajak semua elemen bangsa, untuk kita kembali ke Konstitusi asli, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 naskah asli. Untuk kemudian kita benahi dan perkuat, agar tidak terulang lagi penyimpangan yang terjadi di era Orde Baru,” ungkapnya.
Menurutnya, MPR harus dikembalikan menjadi lembaga tertinggi negara, yang harus dihuni oleh para Hikmat yang merupakan penjelmaan seluruh elemen bangsa tanpa ada yang ditinggalkan.
“Merekalah yang menentukan arah perjalanan bangsa ini. Bukan seperti hari ini, dimana penentunya adalah Partai Politik yang berkoalisi dengan Presiden terpilih,” tandasnya.
Dalam dialog bersama mahasiswa tersebut LaNyalla sependapat bahwa ada beberapa kebijakan pemerintah yang harus dikritisi dan dibenahi. Termasuk program makan bergizi gratis, yang dalam praktek di lapangan tidak sesuai outcome yang diharapkan. LaNyalla juga mendukung pikiran yang memilih pendidikan gratis, ketimbang makan gratis.
Hadir dalam kegiatan tersebut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai Perguruan Tinggi di Surabaya, diantaranya BEM Universitas Airlangga (Unair), BEM Unesa, BEM UWKS, BEM UHT, BEM Fisip UHT, BEM Unitomo, BEM UIN Sunan Ampel Surabaya, BEM Ubhara dan Sapma Pemuda Pancasila Surabaya serta Plt. Ketua Umum Kadin Jatim Diar Kusuma Putra. Hadir juga sebagai narasumber Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Jatim M.Agus Diah Muslim.
Sumber: Media