BANDA ACEH – Media-media di Israel melaporkan kalau situasi negosiasi gencatan senjata yang sedianya berlangsung untuk membahas Fase II pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel berlangsung buntu, potensi perang Gaza kembali pecah.
Channel 13 Israel melaporkan, Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas merespons situasi ini dengan bersiap untuk melanjutkan pertempuran dengan pasukan Israel (IDF).
Laporan itu mengutip seorang perwira intelijen di salah satu unit cadangan IDF yang mengatakan bahwa Hamas telah berhasil merekrut ribuan petempur baru.
Menurut media Israel, perkiraan menunjukkan kalau Hamas memiliki sekitar 30.000 pejuang sebelum perang.
“Situasi Hamas sekarang mulai kembali menjadi serupa,” kata laporan menjelaskan tentang kembalinya kekuatan Hamas.
Israel Panggil 400 Ribu Prajurit Cadangan
Situasi Gaza yang kembali di ambang perang terjadi karena Israel melanggar kesepakatan awal soal gencatan senjata tiga tahap, di mana fase pertamanya sudah berahir pada 28 Februari 2025 silam.
Alih-alih melanjutkan negosiasi ke Tahap II, Israel malah mengumumkan persetujuan terhadap usulan Aserika Serikat (AS) melalui usulannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff yang memaksa perpanjangan gencatan senjata tahap pertama.
Usulan tersebut melibatkan pembebasan separuh sandera yang masih hidup dan pengembalian separuh jenazah pada hari pertama kesepakatan yang dilanjutkan.
Sisa sandera dan jenazah akan dikembalikan pada hari ke-42, yang akan menjadi hari terakhir gencatan senjata.
Hamas menolak usulan ini. Israel kemudian memaksanya dengan melakukan blokade semua bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Belakangan, Israel menunjukkan gelagat untuk melanjutkan perang Gaza.
Dalam konteks tersebut, Presiden Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pemanggilan 400.000 tentara cadangan (reserve division) untuk ditempatkan ke wilayah perbatasan Gaza.
Keputusan untuk memobilisasi ratusan ribu pasukan diambil Netanyahu di tengah kekhawatiran akan pertempuran baru di Jalur Gaza.
Lewat keputusan itu, Israel akan memobilisasi hingga 400.000 tentara cadangan pada tanggal 29 Mei 2025.