BANDA ACEH – Memutuskan untuk pindah keyakinan dan memantapkan masuk Islam, bukan perkara mudah bagi Lindswell Kwok. Ia dihujat, dicibir, hingga perang dingin bertahun-tahun dengan orang tua.
Lindswell Kwok adalah mantan atlet wushu Indonesia yang telah menorehkan banyak prestasi di dalam negeri maupun mancanegara. Meski dilalui dengan tidak mudah, kisah spiritual Lindswell memeluk Islam bisa menjadi inspirasi banyak orang.
Lindswell Kwok lahir di Medan, Sumatera Utara, dan mulai berlatih wushu sejak tahun 1999. Di usia muda, Lidswell sudah menunjukkan bakat luar biasa yang kemudian membawanya menjadi salah satu atlet wushu paling sukses di Indonesia.
Lindswell mencatatkan sejarah dengan memenangkan lima gelar juara dunia dan empat medali emas di SEA Games secara berturut-turut sejak 2011. Puncak kariernya terjadi pada Asian Games 2018, di mana ia meraih medali emas dalam kategori taijiquan dan taijijian dengan skor sempurna 9,75, menjadikannya layk dijuluki “Ratu Wushu Asia”
Siapa sangka, Lidswell yang terlahir sebagai keturunan Tionghoa kini mantab menjadi muslim. Lidswell memutuskan memeluk Islam pada tahun 2015. Dalam berbagai wawancaranya dengan media, Lidswell menceritakan awalnya ketertarikannya mendalami Islam setelah melihat dua rekannya sesama atlet wushu beragama Islam, yaitu Juwita Niza Wasni dan Achmad Hulaefi yang pada akhirnya menjadi suaminya.
Melalui kedua rekannya sesama atlet itulah ia mulai serius mencari tahu seluk beluk Islam. Lidswell menganalogikan, ketika seseorang akan mengenal sesuatu tentu diawali dengan perkenalan dari orang lain. “Terus, dari sana nyari tahu sendiri,” ujar atlet yang dikenal karena paras cantiknya ini.
Lindswell mengaku awalnya bukan seseorang yang kontra terhadap Islam. Tak jarang, ia mempertanyakan seperti apa sebenarnya agama Islam itu. Dia menyadari, dulu ada beberapa orang yang membuatnya salah paham terhadap Islam.
Namun dengan terus mencari tahu dari buku buku dan rajin bertanya kepada orang yang kompeten maka pelan namun pasti kesalahpaham soal Islam itu mulai luntur.
Setelah mempelajari Islam lebih banyak, Lindswell sadar bahwa Islam sangatlah indah. Islam merupakan agama yang memiliki pedoman lengkap, yakni Al Quran.
“Jadi kita enggak usah pusing lagi, nyari-nyari, semuanya harus gimana ya. Semuanya ada di situ, sudah lengkap,” tuturnya.
Selain melihat bahwa semuanya pedoman hidup ada di Al Qur’an, Lindswell juga terketuk hatinya terhadap ibadah salat. Ketika itu ia melihat sang atlet sahabat dekatnya, Niza, sedang shalat. Wanita kelahiran 1991 itu melihat bagaimana shalat bisa menjadi tempat mengadu bagi kaum muslim.
“Nah, pas lihat Niza shalat itu, enak yah shalat kayak ada tempat ngadu, abis shalat tenang lagi, bebannya berkurang,” tuturnya.
Meski mendapat informasi dari rekan-rekannya yang muslim, Lidswell tidak mudah langsung memutuskan berpindah keyakinan dari agama lamanya. Melalui pemikiran dan pertimbangan mendalam, Lidnswell pun akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Namun, setelah memutuskan sebagai muslim ia justru dihadapkan dengan tantangan sangat besar yang membuatnya memutuskan untuk menyembunyikan identitas agamanya. Tak hanya kepada keluarganya, tapi juga kepada pelatihnya.
Lindswell juga harus sembunyi-sembunyi ketika menunaikan ibadah shalat. Begitupun ketika melakukan puasa Ramadan. Saat latihan, tidak ada yang tahu bahwa ia sedang berpuasa. Lindswell pun harus berlatih seperti atlet lainnya yang tidak berpuasa.
Tapi diakui Lidswell, semua rintangan yang dihadapinya masih tergolong ringan dibanding tantangan paling berat yang dihadapinya dari faktor keluarga. Lindswell ini sangat takut membuat ibunya sedih.
Apalagi sebagai anak bungsu, ia sangat dekat dengan ibu dan ayahnya. Hal itu pula yang membuatnya memutuskan untuk sembunyi-sembunyi, karena takut menyakiti hati ibunya.
Proses tersebut makin dipersulit dengan banyaknya komentar negatif dari netizen di media sosialnya. Menurut Lindswell, banyak orang yang tahu cerita sepotong saja tentang keputusannya memeluk Islam tapi sudah menghakimi keadaannya. Hal itu tidak hanya membuatnya sempat terpuruk, tapi juga membuat mamanya sedih.