Cerita Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap di Grobogan, Tangan Diikat hingga Dipaksa Ngaku Maling
NASIONAL
NASIONAL

Cerita Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap di Grobogan, Tangan Diikat hingga Dipaksa Ngaku Maling

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Kusyanto (38), warga Desa Dimoro, Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, meminta anggota Polsek Geyer, Aipda IR, meminta maaf secara langsung kepadanya, keluarga, dan desa.

ADVERTISMENTS

Pencari bekicot yang sebelumnya menjadi korban salah tangkap oleh Aipda IR beserta sejumlah warga ini juga meminta nama baiknya dipulihkan.

“Walau orang kecil, saya tidak pernah mencuri,” kata Kusyanto, Sabtu (8/3/2025).

ADVERTISMENTS

“Saya dipaksa mengaku maling, padahal saya bukan maling dan saya meminta oknum itu meminta maaf dan pulihkan nama baik saya, saya takut dan malu,” lanjut pria lulusan SD ini.

Kusyanto yang bekerja sebagai pencari bekicot ini mengalami trauma berat usai dipersekusi dengan tudingan ‘maling’ pompa air.

ADVERTISMENTS

Warga Desa Dimoro, Toroh, Grobogan, ini diketahui menjadi korban salah tangkap sejumlah orang dan anggota kepolisian berpangkat Aipda.

Faktanya, Kusyanto tidak terbukti mencuri meski telah ketiban apes dan merugi menerima kekerasan fisik serta psikis.

Di hadapan kerumunan warga, lajang bertubuh kurus ini dipaksa mengakui perbuatan yang tidak pernah sekalipun ia lakukan.

“Demi Allah, saya bukan pencuri, keseharian cuma berburu bekicot untuk dijual,” ucap Kusyanto yang tak kuasa menahan tangis.

Video Kusyanto dipermalukan di muka umum oleh IR, anggota Polsek Geyer, Polres Grobogan, itu viral di media sosial baru-baru ini.

Di rekaman amatir berdurasi pendek itu, Kusyanto pasrah di tengah intimidasi polisi.

Berita Lainnya:
Viral Letkol Edy Effendi Ajarkan Anak-anak Korban Bully Harus Balas Sebelum Memaafkan

Kusyanto yang duduk di kursi dengan kedua tangannya terikat di belakang itu diinterogasi IR yang berdiri di hadapannya.

Mulut Kusyanto lantas dicengkeram IR menggunakan tangan kanannya hingga wajahnya mendongak ke atas.

Aksi tak pantas itu dilakukan di ruang tamu hingga menjadi tontonan warga sekitar.

“Ngaku rak! Ngaku rak! Hey! Hey! Hey! Mateni kowe rak pateken (membunuh kamu tidak masalah), saiki diesel mbok dolok ndi? (sekarang diesel kamu taruh mana),” kata IR memaksa Kusyanto.

“Mboten Pak mboten (tidak Pak, tidak…),” lirih Kusyanto memohon.

Awal mula kena salah tangkap Minggu (2/3/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB itu adalah kenyataan paling pahit dalam perjalanan hidup Kusyanto.

Saat itu Kusyanto duduk santai di persawahan Desa Suru, Kecamatan Geyer, tiba-tiba dibekuk IR bersama sejumlah warga lantaran dituduh mencuri pompa air bermesin diesel.

Kusyanto yang sedang melepas lelah di sela aktivitasnya mencari bekicot pun kebingungan.

Meski merasa tak bersalah, nyali Kusyanto seketika menciut.

Kedua tangannya diikat dan ia diboncengkan motor menuju rumah mertua IR di Desa Ngleses, Kecamatan Boyolali.

“Saya diapit di motor dan pak polisi itu duduk di belakang, di perjalanan, kepala saya juga dipukuli disuruh mengaku mencuri pompa air diesel,” kata Kusyanto.

Berita Lainnya:
Korban Pemerkosaan dr Priguna Bertambah, Anggota DPR: Ini Kasus Sistemik

“Salah saya apa, saya tak tahu apa-apa, katanya di sana banyak pompa air diesel hilang,” lanjutnya.

Rampung diinterogasi, Kusyanto kemudian langsung digelandang IR ke Mapolsek Geyer untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Motor Honda Verza milik Kusyanto juga disita.

Hasil Kepolisian Hasil penyidikan Satreskrim Polsek Geyer ternyata menyebutkan Kusyanto tidak terbukti melakukan pencurian pompa air.

“Kusyanto tidak bersalah dan tuduhan pencurian itu tidak bisa dibuktikan, Kusyanto benar-benar pencari bekicot,” kata penyidik Satreskrim Polsek Geyer yang enggan identitasnya dipublikasikan.

“Di bronjong motornya juga masih ada banyak bekicot dan anggota kami Aipda IR telah salah langkah,” lanjutnya.

Malam itu juga, Kusyanto dikembalikan ke rumahnya dengan disaksikan perangkat desa.

Perkara salah tangkap itu juga langsung dimediasikan di Mapolsek Geyer.

“Saya orang nggak punya, nggak bisa berbuat apa-apa, saya hanya ingin IR meminta maaf secara langsung dan nama baik saya dipulihkan, saya sakit hati, malu, dan takut pergi keluar,” kata Kusyanto.

Hidup Sederhana

Selama ini, bungsu dari empat bersaudara ini tinggal berdua bersama ibunya, Jupiyah (70).

Tiga kakaknya telah berkeluarga dan pisah rumah.

Rumah orang tua Kusyanto yang berukuran 12 meter x 14 meter itu tampak kurang layak dihuni, berdinding papan kayu, beralaskan tanah, dan tanpa plafon.

ADVERTISMENTS
Selamat & Sukses dr. Elfina Rachmi atas pengukuhan sebagai Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Persahabatan
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS