Asal Usul Keluarga Benjamin Monyetanyahu, Rasialisme, dan Ambisi Wujudkan Israel Raya
EROPAINTERNASIONAL

Asal Usul Keluarga Benjamin Monyetanyahu, Rasialisme, dan Ambisi Wujudkan Israel Raya

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Sejak akhir 2023 dunia dihebohkan dengan kelakuan negara Israel yang mengabaikan nilai kemanusiaan dalam perang di Gaza, Lebanon, dan Suriah. Tentara zionis, sebagaimana dituturkan eks anggota intelijen Amerika Josephine Guilbeau, tega membakar hidup-hidup anak – anak Gaza.

ADVERTISMENTS

Tak hanya itu, mereka juga menutup pasokan pangan dan energi ke sana, sehingga Gaza yang sebelum diserang Israel megah dengan bangunan dan masjid nan indah, kini menjadi pusat kelaparan dan bencana kemanusiaan, plus reruntuhan bangunan di sana – sini.

Meski sudah dalam keadaan hancur lebur pun, Gaza masih saja jadi target pengeboman Israel. Dengan alasan keamanan nasional, Israel tega meledakkan bom di sana sehingga menelan korban jiwa warga Gaza.

ADVERTISMENTS

Dunia bersuara, PBB, Eropa, Arab, Indonesia, China, dan banyak negara. Semuanya mengecam kelakuan negara zionis itu yang tega membumihanguskan Gaza. Kini daerah tersebut berada dalam kesepakatan gencatan senjata, tapi Israel di dalam kendali Netanyahu, tetap saja haus darah. Tentara zionis ganti lokasi pemboman ke Tepi Barat. Di sana mereka mencari segala alasan untuk membenarkan pembunuhan massal.

Tujuan yang hendak mereka capai adalah mengusir paksa warga Palestina. Kemudian pembersihan etnis Palestina di sana. Lalu menguasai seluruh Palestina. Bahkan mereka berambisi mewujudkan Israel Raya yang wilayahnya mencakup Israel saat ini, seluruh wilayah Palestina, Yordania, dan Suriah. Suatu ambisi yang mengabaikan kedaulatan dan segala aturan yang sudah berjalan.

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Raja Yordania ke Prabowo: Persahabatan Kita Sejak Jadi Prajurit Muda

Benjamin Monyetanyahu memang didukung dua orang ekstremis yang menjadi bandul besar koalisi Netanyahu dan penggerak utama Knesset. Mereka adalah Itamar Ben Gvir. Sebelumnya dia menjabat menteri keamanan dalam negeri yang mengendalikan seluruh penjara di sana. Dialah orang yang menerobos masuk Masjid al Aqsa dan menistakan masjid suci ketiga umat Islam tersebut.

Kedua adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Dia adalah orang yang sangat berambisi untuk mendorong Israel keluar dari kesepakatan gencatan senjata dan kembali berperang hingga menguasai seluruh Gaza.

Mengapa Netanyahu begitu berambisi mencaplok semua wilayah Palestina dan mewujudkan Israel Raya?

Bukan sekadar dukungan ekstremis di Knesset, Netanyahu ternyata sejak lahir sudah didoktrin oleh keluarganya sendiri untuk membenci Arab. Mari kita telusuri keluarga Netanyahu.

Kakeknya adalah Nathan Mileikowsky (1879-1935) yang menjadi aktivis pembela zionis. Pria asal Belarus ini berbicara tentang zionisme dan masa depan negara Yahudi di Eropa dan Amerika. Dia mempromosikan zionisme dengan serangan lobi-lobi yang mengangkat sentiman rasialisme tokoh-tokoh Yahudi dan orang-orang berpengaruh.

Pada tahun 1920, dia memboyong keluarganya pindah ke Palestina, negara yang di kemudian hari dijajah dan warganya dibunuhi untuk kemudian dicaplok menjadi Israel. Kelak nama Nathan yang selama ini menjadi identitasnya diubah menjadi Netanyahu, bahasa Ibrani dari kata Nathan.

Berita Lainnya:
Presiden Iran Pecat Wapres Gegara Asyik Liburan Mewah saat Rakyat Kesulitan Ekonomi

Di tempat barunya, Nathan membesarkan Ben Zion, sang anak. Setelah berpindah-pindah antara Jaffa, Tel Aviv, dan Safed, keluarga tersebut akhirnya menetap di Yerusalem, tempat Ben Zion mendaftar di David Yellin Teachers’ College dan Universitas Ibrani Yerusalem.

Pada tahun 1944, Ben-Zion menikahi Tzila Segal. Pernikahan ini melahirkan Benjamin Netanyahu dan Jonathan Netanyahu.

Pemikiran ekstrem Ben Zion

Penulis al Jazeera Muhammad Shaaban Ayoub menjelaskan, saat belajar di Universitas Ibrani Yerusalem, Ben Zion terlibat dalam gerakan Zionis ekstrem, sebuah gerakan yang memisahkan diri dari Zionisme arus utama. Kelompok ini meyakini bahwa arus utama lebih bersifat mendamaikan terhadap otoritas Inggris yang saat itu memerintah Palestina.

Pada saat itu, gerakan zionis mendapatkan banyak serangan dari berbagai pihak yang mengecam mereka karena tidak setuju dengan manuver mereka mencaplok Palestina. Elite Israel ketika itu dinilai masih mendengar suara-suara dunia untuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Sementara itu, Ben Zion dalam pergerakannya dipengaruhi ekstremis Zeev Jabotinsky. Ben Zion bekerja sebagai jurnalis, seperti inisiator zionisme Theodore Herzl. Melalui tulisannya, Ben Zion menekankan keharusan mendirikan Israel.

ADVERTISMENTS
Selamat & Sukses dr. Elfina Rachmi atas pengukuhan sebagai Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Persahabatan
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS