BANDA ACEH – Drama perceraian antara Baim Wong dan Paula Verhoeven tampaknya masih terus berlanjut dan semakin menarik perhatian publik.
Proses hukum yang mereka jalani tidak hanya melelahkan secara emosional, tetapi juga semakin memperkeruh suasana karena keduanya tampak saling berusaha mendapatkan simpati masyarakat.
Seakan tidak ingin dipandang sebagai pihak yang salah, baik Baim maupun Paula kerap mempublikasikan berbagai bukti di media sosial. Mereka seolah ingin menunjukkan kepada publik siapa di antara mereka yang sebenarnya berada di pihak yang benar dalam konflik rumah tangga ini.
Paula, yang sejak awal merasa menjadi pihak yang disudutkan akibat isu perselingkuhan, beberapa minggu lalu mengunggah cerita yang cukup menyedihkan di akun media sosialnya.
Dalam unggahan tersebut, ia mengungkapkan bahwa salah satu anak mereka tampak takut kepadanya, seolah-olah telah dipengaruhi atau didoktrin oleh Baim agar menjauh dari dirinya.
Akibat pernyataan tersebut, Baim langsung mendapatkan gelombang hujatan dari netizen. Banyak yang menuding dirinya telah sengaja mengajarkan kedua putranya untuk membenci sang ibu.
Tak tinggal diam, Baim akhirnya merespons tudingan yang dialamatkan kepadanya dengan mengeluarkan bukti yang menurutnya bisa memperjelas situasi sebenarnya.
Bukti yang ditunjukkan Baim adalah sebuah rekaman suara, yang berisi momen ketika ia memergoki Paula sedang berada di kamar mandi selama dua jam, diduga sibuk membalas pesan dari seseorang yang disebut sebagai selingkuhannya.
Dalam rekaman tersebut, terdengar suara Baim yang berusaha menahan emosinya sambil menegur Paula dengan nada lembut namun penuh kesedihan.
Yang lebih mengejutkan, saat Baim mengkonfrontasi Paula dengan tuduhan perselingkuhan tersebut, Paula justru tidak memberikan sanggahan apa pun. Sikap diamnya membuat banyak orang bertanya-tanya, bahkan semakin memperkuat dugaan bahwa rumor perselingkuhan yang selama ini beredar mungkin memang benar adanya.
Salah satu kutipan dalam rekaman tersebut yang paling menyita perhatian berbunyi
“Aku tahu, aku nggak bodoh sayang, kamu lagi chat, dua jam loh di kamar mandi,” ujar Baim dengan nada sedih.
Tidak hanya itu, Baim juga mengungkapkan kekesalannya ketika mengetahui Paula berdoa agar dirinya mendapatkan balasan atas perbuatan yang dianggapnya menzalimi sang istri. Baim merasa terluka karena Paula mendoakannya mengalami hal buruk, bahkan saat sedang menjalankan ibadah umrah.
“Kamu WhatsApp aku kan mau umrah, doanya semoga dapat rezeki halal ya kan. Terus, kamu di DM (sama Niko) bilang apa? Iya ini aku doa langsung di rumah Allah, semoga dia dapat yang dzalimin aku. Itu pas ada kejadian yang roboh di BSD. Ya Allah kejawab doa gue,” kata Baim dengan nada getir.
Paula yang merasa bersalah hanya bisa mengakui kesalahannya dan mencoba mencium kaki suaminya sebagai tanda permintaan maaf. Namun, Baim tetap teguh pada pendiriannya dan tidak terpengaruh oleh sikap Paula.
“Gak usah cium kaki, aku gak perlu kayak gini-gini. Mau sama aku atau nggak, sifat kamu jelek banget,” kata Baim dengan nada kesal.
Setelah rekaman itu tersebar, opini publik mulai terbagi. Banyak yang mulai mempercayai bahwa tuduhan perselingkuhan terhadap Paula mungkin memiliki dasar yang kuat.
Tak hanya itu, pengacara Baim, Fahmi Bachmid, juga mengungkapkan bahwa kliennya memiliki bukti tambahan berupa rekaman CCTV. Menurutnya, bukti ini akan diungkap di pengadilan sebagai bagian dari proses perceraian mereka, terutama dalam perebutan hak asuh anak.
Saat ini, perang dingin antara Baim dan Paula masih terus berlanjut. Keduanya tampak semakin aktif di media sosial, seolah berlomba-lomba mendapatkan dukungan publik.
Konflik ini pun terus menjadi perhatian netizen, yang ikut memberikan komentar dan spekulasi mereka terkait siapa yang benar dan siapa yang lebih pantas mendapatkan hak asuh anak dalam perceraian ini.
Baim Wong Pura-pura Tersakiti?
Di tengah polemik ini, Paula Verhoeven memilih untuk diam di media sosial. Namun, ia sempat membagikan unggahan penuh makna di Instagram yang seolah menyindir seseorang yang gemar mencari pembenaran dan bermain sebagai korban.