BANDA ACEH – Pernyataan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar terkait adanya dugaan setoran dalam judi sabung ayam di balik motif penembakan yang terjadi di Lampung disoroti banyak pihak.
Satu di antaranya Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid.
Menurutnya, pernyataan tersebut tidak etis disampaikan, khususnya dalam proses penyidikan saat ini.
Sebab, ia khawatir pernyataan Kapendam Sriwijaya malah membuat proses penanganan kasus penembakan tersebut menjadi bias dan kabur.
Terlebih tensi yang terjadi antara TNI dan Polri bisa semakin tinggi dan memicu gesekan yang tidak sehat antar dua institusi tersebut.
“Sebaiknya Kapendam jangan offside, jangan melangkah lebih jauh sendiri, padahal ini kasusnya kan tengah didalami TNI dan Polri secara kolaboratif. Ketika dirimu keluar sendiri untuk memberikan statemen sepihak, ini jelas offside,” kata Habib Syakur saat dihubungi wartawan, Jumat (21/3/2025).
Oleh sebab itu, Habib Syakur mendesak Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto turun tangan, tujuannya agar proses penanganan kasus ini bisa terang dan tuntas.
“Panglima turun tangan saja, biar hubungan TNI dan Polri tidak meruncing. Ini berbahaya statemen Kapendam ini menurut saya,” ungkap Habib Syakur.
“Ya, sebab ini kan prosesnya kolaboratif, maka penjelasannya pun harus kolaboratif, jangan main serodok sendiri, tidak baik dalam komunikasi publik,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ulama asal Malang Raya ini pun menyatakan kasus ini harus dituntaskan dan dibuka seterang mungkin.
Baik kasus penembakannya, maupun bisnis judi sabung ayam di sana.
Sebab, menurutnya, keduanya merupakan pelanggaran hukum yang sama-sama harus ditindak dengan tegas.
“Kalau pun ada setor menyetor, tuntaskan kasusnya dalam kapasitas itu. Tapi persoalan tembak menembak ini juga jangan dibiaskan, biarlah penyelesaiannya clear and clean,” tuturnya.
Tak hanya itu, Habib Syakur pun mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu yang belum terkonfirmasi.
Sebaiknya publik ikut mendukung penuntasan kasus ini, sehingga ada jawaban yang pasti dan solid terkait dengan kasus penembakan yang dilakukan oknum TNI di Lampung itu.
“Adili dengan tegas oknum TNI, jangan lindungi dia karena taruhannya kredibilitas dan integritas institusi. Dan saya mengajak publik, yuk kita bijak dan jangan mudah terprovokasi agar kasus ini terang benderang,” pungkas Habib Syakur.
Dugaan Adanya Setoran
Diberitakan sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam II / Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar memberikan pernyataan terkait dengan apakah ada setoran uang terhadap oknum Polisi di balik bisnis judi sabung ayam di Kampung Karang Manik.
“Keterangan sementara dari saksi menyatakan memang ada ikatan komitmen itu, setoran,” kata Kolonel Inf Eko.
Ia menegaskan dalam bisnis judi sabung ayam terdapat aliran duit, sehingga keuntungan dari bisnis haram itu pun dibagi-bagi kepada oknum-oknum aparat.
Sekalipun ia belum bisa menjelaskan oknum institusi mana yang dimaksud oleh saksi-saksi.
“Ini sabung ayam ada duit, ya dibagi siapa. Keterangan saksi ya itu, ada duit ya, dibagi,” tegasnya.
“Tapi pun ini masih proses lebih lanjut, oknum-oknumnya apa aja, mungkin yang lain-lain siapa aja, kita tunggu prosesnya,” sambung Eko.
Namun satu yang ia dapat katakan, jika persoalan ada setoran uang dalam bisnis judi sabung ayam tersebut dipastikan benar adanya.
“Duit dibagi ada, ya. Kita bukan bodoh-bodoh amat lah. Duit ada, ya. Setor ada, ya,” pungkasnya.
Kronologi Penembakan
Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyebut oknum anggota TNI berinisial Kopka B alias Basarsyah menyebar undangan judi sabung ayam lewat WhatsApp dan Facebook.
Judi sabung ayam di di Register 44 Way Kanan, Lampung ini dihadiri bukan hanya warga Lampung, namun dari luar Lampung.
Hal ini lantaran ditemukan sejumlah kendaraan dengan nomor polisi dari luar Lampung.
Setelah mendapat informasi terkait judi sabung ayam, Senin (17/3/2025), Kapolres Way Kanan memerintahkan jajarannya untuk melakukan penindakan dalam konteks pembubaran.