BANDA ACEH – Ratusan mahasiswa dan masyarakat Aceh berkumpul di depan gedung DPR Aceh kompak mengenakan pakaian berwarna hitam. Hal itu dilakukan untuk menyampaikan aspirasi panggung rakyat yang bertema “Resah dan Cinta dari Aceh” pada Sabtu malam (22/3/2025).
Kegiatan aksi ini merupakan bentuk sikap keresahan dan amarah Mahasiswa dan Rakyat Aceh dalam melihat problematika kebangsaan yang terjadi akhir-akhir ini terkait pengesahan RUU TNI menjadi Undang-Undang.
Lilin-lilin dinyalakan sebagai simbol semangat dan kepedulian dan masyarakat masih ada dan menyala.
Dari pantauan HARIANACEH.co.id, terpantau para massa aksi membuat sebuah kuburan di depan panggung orasinya sebagai bentuk ekspresi matinya demokrasi di Republik Indonesia ini.
Sampai akhir aksi, kegiatan ini berjalan sangat khidmat dan tertib dengan diakhiri penyampaian puisi, orasi dan juga nyanyian.
Mahasiswa dan masyarakat sekitar yang berhadir saling berganti menyampaikan keresahan dan cintanya untuk negeri ini.
Ketua BEM Fakultas Kukum Universitas Syiah Kuala (USK), Annas Maulana menjadi koordinator aksi. Ia menyebutkan bahwa Mahasiswa dan Rakyat Aceh peduli dengan isu-isu kebangsaan dan tidak hanya diam melihat negeri ini.
“Aksi panggung rakyat Aceh ini adalah bukti, bahwa kita mahasiswa dan rakyat yang ada di Aceh terus peduli dengan isu-isu kebangsaan, kita tidak hanya diam dan meratap, namun kita bersuara dan bergerak,” sebutnya dalam orasi.
Kegiatan ini ditutup dengan menyanyikan lagu Ibu Pertiwi dan Padamu Negeri disertai penaburan bunga kembang pada miniatur kuburan yang berada di depan Gedung DPR Aceh.
“Ini adalah simbol kekecewaan kami kepada para Angggota Dewan yang tidak mendengarkan lagi suara rakyatnya,” tutup Annas Maulana.