BANDA ACEH – Insiden penembakan yang kembali terjadi di Bukit Salak, Aceh Utara, melibatkan oknum aparat TNI AL dengan merampas mobil yang akan dibeli, menuai kecaman keras dari berbagai elemen masyarakat. Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM) dan FPI Aceh menyatakan sikap tegas terhadap tindakan yang mereka sebut sebagai kejahatan luar biasa yang menodai bulan suci Ramadhan dan merusak marwah syariat Islam di Aceh.
Dalam pernyataannya, kedua organisasi ini mengutuk tindakan yang telah menghilangkan nyawa warga sipil serta menuntut keadilan ditegakkan secara transparan.
“Kita bangsa Aceh wajib bersatu membela marwah Aceh, membela syariat, dan memperjuangkan hak-hak bangsa dari tangan-tangan penjahat kemanusiaan,” tegas Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM), Tgk Muslim at-Thahiry.
Tgk Muslim at-Thahiry juga menyerukan agar kasus ini dikawal dengan serius dan keadilan benar-benar ditegakkan di Serambi Makkah.
“Sudah cukup darah mengalir di Aceh, sudah cukup pembantaian terjadi, sudah cukup anak-anak Aceh menjadi yatim. Jangan ada lagi yang menganggap nyawa rakyat Aceh seperti sampah yang bisa dengan mudah dilenyapkan,” lanjutnya.
Tuntutan Pengurangan Aparat Bersenjata di Aceh
Selain itu, Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat dan FPI Aceh juga mendesak Panglima TNI melalui Pangdam Iskandar Muda agar lebih selektif dalam menempatkan prajurit di Aceh. Mereka menginginkan hanya prajurit yang beriman dan memiliki rasa kemanusiaan tinggi yang dikirim ke Provinsi Aceh.
“Aceh sudah damai, maka tidak perlu lagi banyak aparat bersenjata di Aceh. Senjata cukup disimpan di gudang, karena GAM (Gerakan Aceh Merdeka) sudah menyerahkan senjatanya. Tidak perlu membawa-bawa senjata ketika muncul ke tengah-tengah sipil,” ujar Musli at-Thahiry dalam pernyataan resminya yang diterima HARIANACEH.co.id, Ahad malam (22/3/2025).
Selain itu, Ketua IMAM juga menekankan pentingnya pendalaman akidah dan akhlak bagi setiap prajurit TNI agar memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama manusia.
“Jangan hanya sekadar meneriakkan Pancasila, tetapi tidak memahami maknanya. Jika ada oknum yang merampok dan membunuh, di mana letak kemanusiaan yang adil dan beradab?”
Tuntutan Tegas terhadap Aparat Pelaku Kekerasan
Masyarakat Aceh berharap agar kasus ini tidak berakhir tanpa kejelasan. Mereka meminta agar oknum aparat yang melakukan kejahatan kemanusiaan ini diadili secara transparan dan dihukum seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Masyarakat Aceh pun menyerukan persatuan dan solidaritas dalam menghadapi kasus pembunuhan ini. Ketua IMAM menegaskan bahwa Aceh bukan tempat untuk kesewenang-wenangan aparat dan keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu.[]