Tak Sadar Peluru Bersarang di Kepalanya, Marinir Rusia Terus Gempur Ukraina selama Seminggu
EROPAINTERNASIONAL

Tak Sadar Peluru Bersarang di Kepalanya, Marinir Rusia Terus Gempur Ukraina selama Seminggu

BANDA ACEH – Seorang tentara Rusia yang dikenal dengan nama Shima terus bertempur secara luar biasa meski sebiji peluru bersarang di kepalanya.

Peluru tersebut gagal membuat marinir anggota Brigade Pengawas Ke-155 di armada Pasifik Rusia itu absen dalam pertempuran melawan bala tentara Ukraina di Kursk, Rusia.

Shima dilaporkan mulai berdinas di front Kursk setelah menandatangani kontrak pada musim dingin tahun kemarin. Ayah tiga anak itu memutuskan ikut bertempur setelah situasi di Kursk memburuk.

Selepas menjalani latihan, dia langsung menuju front tempur. Saat itu brigadenya berjuang di Desa Viktorovka, Distrik Korenevsky.

Shima awalnya ditugasi menjadi sopir. Namun, dia dengan sukarela pindah ke satuan tempur.

Pasukan Ukraina yang dihadapi Shima dan kawannya ternyata lebih unggul. Pasukan itu dikoordinasi oleh operator drone yang memantau situasi di lapangan.

“Mereka tidak tahu berapa banyak personel kami di sana. Jadi, mereka takut maju terus. Kami juga tak punya perkiraan yang jelas mengenai jumlah mereka,” kata Shima dikutip dari RIA Novosti.

“Mereka menyebar dalam lubang-lubang secara berkelompok, terdiri atas dua atau tiga orang. Ada jarak puluhan meter yang memisahkan kami dengan mereka.”

Karena merasa ada yang tidak beres, pasukan Ukraina mulai menembak balik tentara Rusia. Shima terkena peluru pasukan Ukraina.

“Seolah-olah kepala saya dipukul dengan tongkat. Peluru itu mengenai helm saya, rasanya seperti memantul, tetapi entah kenapa tidak memantul,” ucap Shima.

“Meski demikian, saya kembali ke posisi saya, menangani luka, mengisi senapan mesin, dan kembali.”

Peluru itu ternyata bersarang di kepala Shima, tepatnya di sinus. Secara ajaib, peluru itu berhenti di sana, tidak bergerak lebih jauh.

Beberapa hari kemudian lukanya mulai menghilang.

“Darahnya mengering, meninggalkan bekas luka. Tidak ada pembengkakan. Saya tidak merasakan apa pun jika menyentuhnya,” kata dia.

“Ada sedikit rasa sakit, seperti akibat pukulan, hanya itu. Saya bahkan tidak tahu bahwa peluru itu berada di kepala saya.”

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS