Pakar Autopsi Argentina: Diego Maradona Menderita Kesakitan 12 Jam Sebelum Meninggal
SPORT

Pakar Autopsi Argentina: Diego Maradona Menderita Kesakitan 12 Jam Sebelum Meninggal

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Salah satu ahli forensik yang bertanggung jawab untuk melakukan autopsi Diego Maradona mengatakan legenda sepak bola Argentina itu menderita setidaknya selama 12 jam sebelum dia meninggal.

ADVERTISMENTS

Ia memberikan catatan, dokter mana pun seharusnya sudah menyadari gejala sakit Maradona beberapa hari sebelumnya.

Carlos Cassinelli, Direktur Kedokteran Forensik di Scientific Police Superintendency pada Kamis (27/3/2025), memberikan rincian autopsi yang dilakukan pada hari kematian Maradona, 25 November 2020. Maradoni menjalani rawat inap di sebuah rumah yang terletak di Tigre, Buenos Aires.

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Pebulutangkis Fajar Alfian Trending Topic, Diduga Body Shaming ke Emak-emak Lagi Demo

“Jantungnya benar-benar tertutup lemak dan gumpalan darah, yang mengindikasikan adanya penderitaan,” kata sang spesialis dalam persidangan pembunuhan yang dihadiri tujuh profesional kesehatan.

Otopsi menyimpulkan, Maradona meninggal karena edema paru akut yang disebabkan oleh gagal jantung kongestif.

ADVERTISMENTS

“Ini pasien yang telah mengumpulkan air selama berhari-hari. Itu tidak akut. Ini sesuatu yang bisa diperkirakan. Setiap dokter yang memeriksa pasien akan menemukan hal ini,” kata Cassinelli.

Menurut jaksa penuntut, para profesional yang merawat Maradona selama masa pemulihannya didakwa gagal memberikan perawatan medis yang memadai, yang diduga menyebabkan kematiannya. Tim perawat tersebut terdiri dari ahli bedah saraf, psikiater, psikolog, dokter, dan perawat.

Berita Lainnya:
Viral Supporter Timnas Indonesia Kesurupan usai Dibantai Australia: Pulangkan Kluivert, Kembalikan STY!

Selama penyelidikan, beberapa saksi memberikan kesaksian bahwa mereka melihat wajah dan perut Maradona membengkak secara berlebihan.

Di antara mereka yang diadili adalah Leopoldo Luque, dokter pribadi Maradona selama empat tahun terakhir hidupnya, dan psikiater Agustina Cosachov, yang meresepkan obat yang diminum Maradona hingga saat kematiannya.

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS