“Bahkan, lebih malang lagi, pemerintah Malaysia gagal untuk tidak meninggalkan kesan bahwa aparat kekuasaannya, dalam hal ini polisi, bersih dari cara kekerasan terhadap tahanan. Anwar adalah seorang tokoh terkenal, dan nasibnya diikuti orang di seluruh dunia. Mahathir ternyata kecolongan dan tak bisa memperbaiki posisi ketika Anwar tampil di depan kamera dengan wajah bekas pukulan.”
“Tak mengherankan bila ditangkapnya Anwar telah menyatukan pelbagai kalangan politik Malaysia yang tak senang dengan keadaan, yang merasa tersinggung rasa keadilan dan akal sehat mereka–dan mulai merasa bahwa 17 tahun terlalu lama untuk seorang PM berkuasa. Singkatnya, Anwar memang tak segera menang, dunia memang tak usah dipedulikan, tapi Mahathir sudah memulai kekalahannya sendiri,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Dunia Menurut Dokter M (1998).
Dari Penjara ke Kursi PM Malaysia
Boleh jadi Anwar dibebaskan pada akhir 2004. Rakyat Malaysia pun menyambut kebebasannya. Namun, Anwar tak lantas memilih aktif langsung ke politik. Ia ingin menikmati kebebasannya di dunia akademis lebih dulu.
Malang tak dapat ditolak. Batinnya terus teriris kala melihat banyak rakyat Malaysia yang tak sejahtera. Sekalipun PM Malaysia sudah berganti ke Abdullah Ahmad Badawi. Ia melihat isu korupsi di era pemerintahan Badawi kemudian Najib Razak terus bergulir. Ia memilih kembali jadi tokoh oposisi.
Kedua PM Malaysia itu dianggap tak menempatkan pejabat mempuni. Hasilnya Malaysia amburadul. Namun, tak semua betah dikritik. Isu lama terkait Anwar si tokoh oposisi kembali digulirkan. Anwar dianggap melakukan sodomi dan di penjara pada 2015. Ia dituduh terbukti melakukan sodomi pada seorang pembantu laki-lakinya Mohd Saiful Bukhari Azla pada tahun 2008.
Baru kemudian Anwar diberikan pengampunan hukuman oleh Kerajaan Malaysia pada 2018. Anwar tetap berada jadi oposisi. Namun, ia memilih bergabung dengan mentornya terdahulu, alias orang yang memenjarakannya, Mahathir Mohamad.
Keduanya pun bersepakat akan membagi kekuasaan. Puncaknya, Najib Razak terseret dan ditangkap karena korupsi. Mahathir pun naik sebagai PM Malaysia dari 2018-2020. Rencananya jabatan PM Malaysia akan diberikan kepada Anwar sebagai penerus, tapi tak pernah dilakukan.