Luhut Binsar Pandjaitan: Rupiah Tembus Rp 17 Ribu per Dolar AS Masih Batas Normal
EKONOMIFINANSIAL

Luhut Binsar Pandjaitan: Rupiah Tembus Rp 17 Ribu per Dolar AS Masih Batas Normal

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberi respons terhadap kurs rupiah terhadap Dolar AS yang sempat tembus Rp 17.000. Menurutnya hal ini masih ada dalam batas normal.

ADVERTISMENTS

“Dengan tadi rupiah yang kita diduga takut lebih dari Rp 17 ribu, sebenarnya ini juga masih dalam batas-batas yang normal sehingga itu juga bisa menjadi bagian penyerapan daripada tarif yang dibebankan oleh pemerintah Amerika,” kata Luhut dalam Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat pada Selasa (8/4).

Berita Lainnya:
Rupiah Rontok ke Rp16.568 per Dolar AS, Terlemah di Asia

Dikutip dari Reuters, Selasa (8/4) per pukul 18.49 WIB, kurs rupiah ada di Rp 16.836 per USD atau naik 276,52 poin (+1,67%).

ADVERTISMENTS

Sebelumnya rupiah sempat anjlok ke level Rp 17.217 pada Senin (7/4) pukul 09:16 WIB atau pukul 22:16 waktu New York, Minggu (6/4).

Meski demikian dalam kesempatan sama Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan nilai tukar Rupiah masih tetap terjaga, meskipun nilainya sempat menembus Rp 17.000 per dolar AS.

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Rupiah Anjlok ke Rp17 Ribu per Dolar, Terburuk Melebihi Krisis Moneter Tahun 1998

Airlangga mengatakan, meskipun ada pelemahan nilai tukar Rupiah, mata uang negara lain mengalami penurunan yang lebih besar terhadap dolar AS, salah satunya Yen Jepang.

“Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan tetapi kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang, pelemahannya itu sampai 50 persen, demikian pula beberapa negara lain,” ujarnya.

Menurut dia, pelemahan nilai tukar ini juga disoroti oleh pihak pemerintah AS, yang menyebut kondisi ini sebagai manipulasi nilai tukar atau currency manipulation. (*)

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS