BANDA ACEH – India merupakan produsen film terbesar di dunia dengan Bollywood. Bahkan kepopuleran film Bollywood dengan ciri khas film drama yang dipadukan musik dan lagu selalu dinantikan oleh penggemarnya, termasuk di Indonesia.
Para pecinta film Bollywood berasal dari berbagai kalangan dan umur, mulai dari yang anak-anak, dewasa hingga orang tua serta tidak pandang strata.
Namun faktanya, tidak semua film sukses Bollywood di dunia tidak tayang di Indonesia. Alasannya beragam, karena dianggap terlalu vulgar hingga membahas sesuatu yang bertentangan, dianggap kontroversi atau tabu.
Berikut film Bollywood yang sukses namun tidak diputar di Indonesia.
1. Dazed in Doon
Film ini ditolak di beberapa negara termasuk Indonesia karena ada adegan pelajar telanjang yang dianggap porno. Film ini dinilai ‘merendahkan sekolah itu’, sehingga nama dan warisannya semakin rusak.
Doon adalah sekolah yang sangat dihormati dan terkenal di India. Namun hal itu bertentangan dengan yang digambarkan pada film Dazed in Doon karena menunjukkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan adegan telanjang yang tidak dapat diterima oleh sekolah dan dewan tentunya.
2. Firaaq
Di negara asalnya sendiri, Firaaq mendapat pertentantan dari masyarakat setempat. Film tersebut mengadaptasi kejadian nyata, kerusuhan yang terjadi di Gujarat, India pada 2002 lalu. Film itu dianggap dapat mendatangkan dan menimbulkan kembali kebencian, ketakutan, dan trauma antar umat beragama yang sewaktu-waktu bisa meletus menjadi kekerasan.
Meskipun berdalih kisah fiksi, namun elemen-elemen film tersebut sangat kental dengan kejadian berdarah antara umat Islam dan Hindu di sana. Firaaq menjadi debut penyutradaraan aktivis dan aktris Nandita Das yang menceritakan sebuah kisah tentang efek dari pertikaian.
3. Unfreedom
Penggambaran buruk agama Islam serta adegan seks lesbian membuat film tersebut tak pernah lolos sensor di India dan dilarang di Indonesia.
Lewat visi Raj Amit Kumar, hidup menjadi selalu singkat, brutal, dan tak tertahankan. Intoleransi budaya-agama yang kita hadapi saat ini di setiap jalan kehidupan dan setiap fase berjalan keluar ke Barat yang “progresif”.
Dalam film tersebut, seorang sarjana Islam liberal (diperankan dengan kecerdasan intuitif oleh Victor Banerjee) dan asistennya yang malang diculik di New York oleh seorang teroris tanpa kompromi, dimainkan dengan kekejaman yang mengerikan oleh Bhanu Uday yang mulai membunuh Profesor sedikit demi sedikit.
Sumber: Tabloidbintang