4 Perkataan Paling Terlarang Diucapkan Orang Tua kepada Anak Usia Remaja

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Banyak orang tua merasa kesulitan berkomunikasi dengan anaknya yang beranjak remaja. Seolah kurang rumit, kebanyakan orang tua memperburuk situasi dengan sering berkata-kata yang kurang tepat. Alhasil, anak remaja justru makin menjauh dan makin malas untuk terbuka dengan orang tuanya.

Menurut para ahli di bidang psikologi, seperti dilansir dari Pure Wow, terdapat 4 perkataan paling terlarang untuk diucapkan kepada anak usia remaja. Berikut ini kalimat-kalimat terlarang tersebut.

ADVERTISEMENTS

1. “Jangan suka moody!”

ADVERTISEMENTS

Duh, remaja memang usianya moody. Jadi ketika orang tua mengatakan sesuatu yang memang jelas tengah dirasakan anak, maka itu sangat tidak menyenangkan. Secara alamiah, anak remaja masih kesulitan mengontrol mood mereka. Mereka sendiri sedang berusaha memahami segala perasaan campur aduk, soal jati diri, eksistensi, dan sebagainya. Cobalah untuk sedikit berempati dengan cara mengganti kalimat tersebut dengan kalimat, “Saya tahu kamu lagi moody. Tapi enggak masalah, kan kalau Mama meminta sedikit rasa hormat kamu?”

ADVERTISEMENTS

2. “Kok kamu enggak pernah ngomong sama Mama?”

ADVERTISEMENTS

Makin dipaksa, makin disuruh dan dituntut, anak remaja makin enggan berbagi cerita kepada orang tuanya. Karena yang mereka butuhkan untuk terbuka adalah pendekatan yang lebih seperti teman. Tanpa takut dihakimi, dinilai, dikomentari, apalagi dimarahi. Jadi cobalah hadir sebagai teman yang lebih dulu senang berbagi cerita kepada anak. Buatlah mereka nyaman saat mengobrol bersama orang tuanya.

ADVERTISEMENTS

3. “Gimana hari kamu di sekolah?”

ADVERTISEMENTS

Ya, paling jawaban yang akan Anda dapat serba normatif semacam, “baik-baik saja”. Karena anak merasa bingung juga mau bercerita dari mana. Terlebih jika sebetulnya hari yang baru dilaluinya buruk. Maka orang tua bisa melakukan pancingan obrolan yang tidak terlalu personal. Orang tua, misalnya, bisa bertanya soal salah satu temannya yang Anda ketahui sering tidak sekolah. Atau bisa juga membahas game online yang lagi tren di kalangan remaja. Ketika anak tahu bahwa orang tuanya cukup update dan tidak sekadar basa-basi, mereka akan lebih antusias menjawab atau malah mendiskusikannya dengan orang tua.

4. “Kamu mau keluar rumah kayak gitu?”

Orang tua mungkin punya standar ideal soal cara berpenampilan atau berpakaian. Namun perlu diketahui, urusan penampilan sangat personal dan anak remaja biasanya sedang bereksplorasi di sana. Kalau melulu dikomentari, anak akan merasa dirinya tidak dihargai, pilihannya tidak dihormati. Jadi berhati-hatilah dalam hal ini. Berikan masukan hanya jika mereka sendiri yang meminta saran. Tenang saja, mereka yang bahagia dengan masa remajanya tidak akan aneh-aneh lagi, kok saat dewasa.

Sumber: Tabloidbintang

Exit mobile version