4. PT Arthagraha General Insurance
Selain di bidang keuangan, properti, dan elektronik, Tomy Winata juga memiliki perusahaan di bidang asuransi, bernama Arthagraha General Insurance.
Berdiri pada tahun 1964, perusahaan asuransi jiwa ini sebelumnya bernama Maskapai Asuransi Tjahjana.
5. PT Artha Graha Group (AG)
Artha Graha Group merupakan salah satu konglomerasi atau kelompok bisnis di Indonesia.
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa dan pelayanan teknik, pariwisata dan perhotelan, yang berkantor pusat di Sudirman Jakarta Selatan.
Adapun PT Artha Graha Group juga memiliki beberapa anak perusahaan, seperti:
6. PT Bank Artha Graha Internasional – INPC
Di bidang keuangan, Tomy Winata juga memiliki perusahaan perbankan, yakni PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) yang berdiri pada 1973.
Perusahaan swasta berbentuk perseroan terbatas ini, merupakan hasil merger dari Bank Interpacific dan Bank Artha Graha tahun 2005 lalu.
Saat ini, perusahaan tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan harga Rp67 per lembar sahamnya (25 Mei 2023).
Harta Kekayaan Tomy Winata
Pada 2016 namanya tercatat dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai Rp 1,6 triliun.
Tomy Winata juga dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kalangan militer, dua diantaranya adalah Letjen TNI (Purn) Tiopan Bernard Silalahi dan Jenderal Edy Sudrajat.
Tomy Winata juga akrab dengan beberapa jenderal lain.
Pada 1988, Tomy Winata bersama Yayasan Kartika Eka Paksi (Angkatan Darat) menyelamatkan sebuah Bank Propelat.
Bank yang semula dimiliki Yayasan Siliwangi ini hanya memiliki aset sebesar Rp 8 miliar.
Namun setelah diambil alih dan diubah namanya menjadi Bank Artha Graha, hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun bank itu sehat kembali.
Saat masa krisis 1998, Tomy Winata juga menyelamatkan Arta Pusara yang kemudian diganti namanya menjadi Artha Pratama.
Pada 1989, Tomy Winata kemudian mendirikan PT Danayasa Arthatama.
Tomy kemudian ikut serta dalam proyek raksasa senilai US$ 3,25 miliar di kawasan bisnis Sudirman Central Business Distric (SCBD) yang memiliki luas 45 hektar di jantung DKI Jakarta.
Tomy Winata juga telah mengambil alih Bank Inter-Pacific pada 2003.
Pada 2005, Bank Inter-Pacific melalui Pasar Modal kemudian mengambil alih kepemilikan Bank Artha Graha melalui Pasar Modal.
Namanya kemudian menjadi Bank Artha Graha Internasional.
Tidak hanya itu, Tomy Winata juga memiliki saham di Hotel Borobudur melalui PT Jakarta Internasional Hotels and Development.
Dilihat dari perannya dalam membangun Bukit Golf Mediterania, Kelapa Gading Square, The City Resorts, Mangga Dua Square, Pacific Place, Discovery Mall Bali, Borobudur Hotel, The Capital Residence, Apartemen Kusuma Candra, Ancol Mansion, The Mansion at Kemang, Mall Artha Gading, dan Senayan Golf Residence.
Selain itu, sejumlah kapal pesiar yang dimili Tomy Winata dan usaha pariwisata yang dikelolanya di Pulau Perantara dan Pulau Matahari di Kepulauan Seribu turut mengokohkan dirinya sebagai konglomerat sukses.
Tidak hanya itu, lewat PT Sumber Alam Sutera, anak perusahaan Grup Artha Graha, Tomy Winata pun menggarap bisnis benih padi hibrida dengan menggandeng perusahaan Tiongkok, Guo Hao Seed Industry Co Ltd.
Guo Hao Seed Industry Co Ltd sebagai mitra dan menjalin kerjasama dengan Badan Penelitian Padi Departemen Pertanian.
Pusat Studi Padi Hibrida (Hybrid Rice Research Center) pun dibangun dengan dana investasi sebesar US$ 5 juta. (**)