Sekiranya 70.000 orang Yahudi Israel melakukan parade bendera di sekitar Kota Tua pada hari Minggu, 29 Mei lalu untuk menandai peringatan Hari Yerusalem.
Parade ini berujung pada terjadinya bentrokan antara peserta dengan warga Palestina setelah para peserta meneriakan kata-kata rasis sepanjang parade berlangsung.
Seruan-seruan rasis yang terdengar berkisar pada hinaan-hinaan terhadap Palestina. Misalnya seperti ‘semoga desa Anda terbakar’ dan ‘matilah orang Arab’ serta ‘Shuafat terbakar’.
Teriakan ini merujuk pada remaja Palestina, Muhammad Abu Khdeir yang tewas usai dibakar oleh ekstrimis Yahudi Israel pada tahun 2014 lalu.
Tak hanya seruan rasis, sekelompok remaja Yahudi Israel yang juga turut dalam parade tersebut menyanyikan ayat Alkitab yang dimodifikasi menjadi hinaan bagi warga Palestina.
“Aku akan membalas dendam untuk kedua mataku terhadap Palestina. Sialan mereka,” ucap nyanyian itu seperti dikutip Hops.ID dari laman Times of Israel pada Senin 30 Mei 2022.
Parade ini dinilai sebagai yang terbesar yang pernah dilakukan oleh Yahudi Israel selama beberapa tahun ke belakang.
Menurut salah satu peserta, meningkatnya jumlah pasrtisipan parade ini menandai kesadaran nasionalisme orang-orang Yahudi yang terus tumbuh.
“Banyak orang Yahudi selama setahun terakhir telah sadar akan nasionalisme dan pentingnya Gerbang Damaskus,” ucap salah satu peserta, Nehama Dina, warga Tepi Barat.
Parade peringatan Hari Yerusalem digunakan untuk merayakan kembali penaklukan Israel atas Kota Tua dan Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967. Perayaan ini utamanya dirayakan oleh kelompok Yahudi sayap kanan.
Meski sebelumnya, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett telah memperingatkan agar setiap peserta untuk tertib dan bertanggung jawab, tetapi kerusuhan tetap terjadi selama berjam-jam lamanya.
Sejak pagi hingga malam hari, bentrokan terjadi antar peserta parade Israel dan warga Palestina setempat. Meski telah dikerahkan 2.000 petugas kepolisian untuk mengamankan dan mengantisipasi ketegangan, nyatanya bentrokan tak bisa dihindari.
Polisi Israel bahkan sempat memohon kepada para pemuda Palestina agar tetap tenang meski para peserta parade berulang kali menyanyikan dan menyerukan kata-kata provokatif.
“Jika Anda merespon, Anda hanya akan memperburuknya. Saya memberi tahu anda ini untuk kepentingan anda,” ucap polisi tersebut.
Sebagai informasi, setiap tahunnya parade bendera menjadi agenda utama dalam perayaan peringatan Hari Yerusalem. Banyak toko Palestina ditutup menjelang prosesi dilakukan.
Warga Palestina menyebut parade ini sebagai tindakan provokasi sebab mereka merasa diliputi ketakutan akan terjadinya kekerasan.
Sebaliknya, para peserta parade Israel juga menuduh bahwa merekalah pihak yang diserang terlebih dahulu.***