NASIONAL
NASIONAL

Ratusan Orang Meninggal Dunia di Stadion Kanjuruhan Diduga Akibat Tembakan Gas Air Mata

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam, berakhir dengan sebuah tragedi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pada laga tersebut, suporter Arema FC, Aremania rusuh usai timnya kalah dari Persebaya dengan skor akhir 2-3. Ribuan suporter yang kecewa berupaya masuk ke dalam lapangan hingga terjadi tragedi paling memilukan di dunia sepakbola Nasional dimana sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari. Dari 127 orang meninggal dunia, dua di antaranya adalah anggota polisi.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua adalah anggota Polri,” kata Nico.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Kapolda Nico menjelaskan, dari ratusan korban tewas itu, 34 diantaranya meninggal di Stadion Kanjuruhan. Sementara lainnya meninggal dunia saat berada di sejumlah rumah sakit setempat.

Berita Lainnya:
Bertemu Presiden Xi Jinping, Prabowo: China Investor Utama Indonesia
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut. Selain itu, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 merupakan kendaraan Polri.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” tambah Irjen Nico.

Awal tragedi diduga terjadi akibat ribuan Aremania yang merasa kecewa dengan pemain dan ofisial tim Arema FC berupaya masuk ke lapangan dan melakukan tindakan anarkis, sehingga dilakukan upaya pencegahan dan pengalihan oleh aparat keamanan menggunakan tembakan gas air mata.

Irjen Nico menyebut, tembakan gas air mata membuat ribuan suporter berlari dan bertumpuk di satu titik pintu keluar. Penumpukan ribuan suporter membuat mereka sesak nafas dan kekurangan oksigen.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” kata Kapolda Nico.

Berita Lainnya:
Dipindahkan ke Jakarta, Ibu Ronald Tannur Langsung 'Digarap' Penyidik Setibanya di Kejagung

Tragedi tersebut turut mendapat perhatian dari media asing, diantaranya media ternama Inggris, Daily Ekspress. Dalam tulisanya media itu menulis judul 100 suporter tewas, dimana sumber pemberitaannya berasal dari media sosial.

Lalu, Daily Star juga menulis hal yang sama, dimana berdasarkan sumber kepolisian korban tewas mencapai 127 orang. Kemudian website, mirror.co.uk yang memuat judul 127 football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended.

Bupati Malang M. Sanusi menyatakan bahwa seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” kata Sanusi.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya