NASIONAL
NASIONAL

Hadapi Rasa Malu, Pakistan Angkat Mantan Koruptor jadi Menteri Keuangan

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Rasa malu harus ditanggung Pakistan, setelah menunjuk Menteri Keuangan baru yang memiki catatan kinerja buruk baik di dalam maupun luar negeri.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dimuat ANI News pada Jumat (21/10), Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah mengangkat Ishaq Dar menggantikan Miftah Ismail sebagai Menteri Keuangan baru untuk keempat kalinya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Sayangnya Ishaq Dar pernah terlibat dalam kasus korupsi Panama Papers di Pakistan pada 2017 lalu. Ia menolak ditahan dan memilih untuk kabur ke Inggris serta menetap di sana.

Berita Lainnya:
50 Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Belum Serahkan LHKPN, KPK: Salah Satunya Raffi Ahmad
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Tetapi, bulan lalu Pengadilan Pakistan menangguhkan surat perintah penangkapan terhadap Dar agar bisa memfasilitasi kepulangannya ke Islamabad dengan lancar.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Itulah mengapa pengangkatan Dar sebagai menteri keuangan mengundang banyak kemarahan dari dalam maupun luar negeri.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Mereka mengecam keputusan PM Shehbaz karena mengangkat koruptor berarti memberikan dukungan secara implisit terhadap praktik korupsi dalam politik.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Awal bulan ini, Dar memperoleh ejekan saat berada di bandara Washington selama kunjungannya ke AS untuk berdiskusi dengan IMF.

Berita Lainnya:
Kapolres Cirebon Sebut PRMPC 'Geruduk' Rumah Makan Padang Karena Harga Terlalu Murah

Ishaq Dar juga menjalani perlakuan serupa di tempat berbeda di Inggris di mana ia dibawa oleh petugas imigrasi dan keamanan perbatasan untuk diinterogasi.

Penunjukan menteri keuangan yang baru terjadi setelah menteri sebelumnya tidak mampu menangani ketidakpastian ekonomi yang ditandai dengan devaluasi rupee dan tingginya inflasi.

Pemulihan setelah banjir bandang ekstrem yang berdampak pada lebih dari 33 juta orang juga telah menyebabkan Pakistan harus menanggung kerugian lebih dari 40 miliar dolar AS.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya