NASIONAL
NASIONAL

Geli dengan Pernyataan Megawati Sindir Ibu-ibu, Prof Suteki: Ini Pejabat kok Malah Membully Wong Cilik

image_pdfimage_print

Guru besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Profesor Suteki prihatin melihat pernyataan Megawati yang baru-baru ini menyindir para ibu-ibu yang sedang antre minyak goreng, sedangkan masih bisa membeli baju Lebaran.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurut Profesor Suteki, pernyataan Megawati tersebut merupakan tindakan pembullyan yang tidak patut dilakukan dari seorang pejabat terhadap rakyat kecil yang sedang kebingungan memenuhi kebutuhan pokoknya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Profesor Suteki menyarankan kepada Megawati, mantan presiden ke-5 RI untuk lebih serius melakukan penelitian sosiologisnya daripada mengeluarkan pernyataan yang terkesan menghakimi rakyat kecil.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Profesor Mega itu harus lebih serius ya meneliti dalam hal sosiologis. Kenapa begitu? Karena kita harus tahu juga kenapa ibu-ibu itu mengantri minyak goreng kemasan,”

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Ya karena di negeri ini namanya minyak goreng tuh masih merupakan atau dikatakan masuk 9 kebutuhan pokok,” tutur Prof Suteki seperti dilansir Hops.ID dalam kanal YouTube pribadinya pada hari Jumat, 22 April 2022.

Berita Lainnya:
Misteri Maling Sepeda di Surabaya Kebal Dikeroyok Warga, Langsung Tewas saat Cincin Akiknya Dilepas
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Kebiasaan menggoreng menjadi suatu hal yang rutin untuk semua jenis makanan di kalangan masyarakat. Mereka tidak terlatih jika harus mengubah kebiasaan menggorengnya dengan merebus.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Melihat fenomena ibu-ibu antri minyak goreng, Prof Suteki menilai hal itu sangat wajar dilakukan masyarakat karena mereka mengalami panic buying.

‘’Memang sangat wajar jika ada panic buying, sehingga mau gak mau mereka seolah-olah ini barang langka yang gak mungkin tersedia lagi. Di sisi lain pemerintah saat itu juga tidak memberikan jaminan ketersediaan barang,” ujar Prof Suteki.

Selanjutnya Prof Suteki juga menyebut, pernyataan tentang membeli baju Lebaran dan langkanya minyak goreng tidak ada hubungannya sama sekali.

“Dari sini bisa disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara antre minyak goreng dan beli baju Lebaran. Hipotesis Ibu Megawati terbukti salah,” jelas Prof Suteki.

Selain menyingung soal sindiran Megawati terhadap fenomena ibu-ibu, Prof Suteki juga kembali mengulas sikap Megawati dan partai saat terjadinya kenaikan harga BBM era SBY yang masih berhubungan dengan tingginya harga minyak goreng saat ini.

Berita Lainnya:
Akdemisi dan Guru Besar Singkap Tabir Gelap Sesat Hukum Kasus Mardani H Maming

Seperti diketahui, PDIP juga memiliki jargon yang sangat merakyat yakni pro wong cilik.

“Coba dulu ketika zaman SBY, itu kan ketika ada kenaikan BBM yang mungkin hanya beberapa ratus perak gak sampai ribuan, 300-500 perak. Itu geger, padahal jika dibandingkan nilainya lebih kecil dengan saat ini.”

“Masih ada videonya beredar, Puan dan Megawati tampak sesenggukan menangis katanya membela wong cilik. Bahkan sempat ada isu mereka akan geruduk istana pada tahun 2008,” tambah Prof Suteki.

Prof Suteki menilai bahwa terlihat Megawati tidak memiliki konsistensi dalam bersikap.

“Megawati justru meminta rakyat itu tidak cengeng menghadapi kenaikan harga saat ini, termasuk kenaikan BBM dan lainnya. Profesor Megawati tidak konsisten dengan sikapnya yang menganggap masyarakat cengeng, sedangkan ia menghalangi kenaikan harga BBM di masa SBY,” ujarnya.***


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya