Senin, 18/11/2024 - 07:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Anak Kiai yang Dianiaya Satpam KAI di Stasiun Duri Ternyata Seorang Difabel

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Dua orang pria berinisial DI dan SB, menganiaya anak pimpinan ponpes berinisial AZ (21) di Stasiun Duri. Belakangan diketahui bahwa kedua pelaku merupakan satpam KAI.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Betul, satpam PT KAI,” terang Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama, saat dikonfirmasi kumparan, Rabu (9/11).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Putra mengatakan, keduanya adalah satpam PT KAI yang bertugas di Stasiun Duri. Dirinya juga mengungkap bahwa korban merupakan seorang difabel atau berkebutuhan khusus.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Iya (korban) down syndrome dia,” kata Putra.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Berdasarkan keterangan dari kedua pelaku, korban memang sering berkeliaran di sekitar stasiun lantaran rumahnya yang tak jauh dari sana. Pada saat kejadian yakni Jumat (4/11), korban dilihat kedua pelaku sedang membakar sampah di dekat stasiun.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Jadi si korban ini, dia membakar sampah dekat rel di samping Stasiun Duri di tengah malam jam sekitar tengah malam lah 00.00 WIB. Kemudian diamankan oleh sekuriti karena memang tindakan bahkan sampai itu kan berbahaya, berpotensi kebakaran stasiun,” kata Putra menjelaskan alasan penganiayaan terhadap korban.

Berita Lainnya:
Polisi Geledah Kementerian Komdigi
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dianggap bersalah, AZ ditangkap kemudian diborgol dengan dikaitkan ke kursi oleh kedua oknum satpam tersebut.

Tak hanya sampai di situ, saat diinterogasi korban pun dipukul menggunakan selang air dan sarung samurai di bagian punggung, lengan dan paha kanan. Rambut AZ juga dicukur menggunakan alat cukur listrik hingga botak.

Putra mengatakan jika kedua satpam tersebut mengaku tidak mengetahui jika korban ternyata penyandang disabilitas.

“Sekuriti karena enggak tahu, karena dalam keterangan BAP mereka kesal sama anak itu enggak ngaku dan keterangannya berubah-ubah. Itulah kenapa dipukul, kemungkinan mereka enggak tahu kalau anak ini down syndrome,” jelas Putra.

Ia juga menyayangkan sikap kedua sekuriti tersebut yang terkesan main hakim sendiri alih-alih melakukan pembinaan terlebih dahulu dengan RT/RW setempat. 

Berita Lainnya:
Guyonan Feri Amsari: Jokowi adalah 'PKB' (Presiden Kebalikan Bicaranya)

“Betul (harusnya pembinaan dulu), korban ini kan disabilitas. Dia anak kiai dan punya riwayat down syndrome juga,” ungkapnya.

Korban Trauma

Putra mengatakan korban saat ini masih trauma atas kejadian yang dialaminya.

“Kemarin saya datang ke sana, kalau menurut abangnya agak trauma kelihatan dari matanya. Kalau menurut abangnya ada trauma pada diri anak itu terlihat dari matanya. Itu keterangan dari abangnya cuma kan kita menentukan trauma atau enggak harus cek psikolog,” kata Putra.

Meski begitu, Putra berujar bahwa polisi siap memfasilitasi keduanya jika perkara ini hendak diselesaikan dengan restorative justice (RJ)

“Sudah berkoordinasi kita membuka kapan pun RJ, cuma dalam RJ korban punya wewenang yang besar untuk menentukan. Jadi kita arahkan dari pihak PT KAI melakukan mediasi dengan korban dan orangtuanya dengan pihak pesantren,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِّن رَّأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنتُمْ فَمَن تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ ذَٰلِكَ لِمَن لَّمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ البقرة [196] Listen
And complete the Hajj and 'umrah for Allah. But if you are prevented, then [offer] what can be obtained with ease of sacrificial animals. And do not shave your heads until the sacrificial animal has reached its place of slaughter. And whoever among you is ill or has an ailment of the head [making shaving necessary must offer] a ransom of fasting [three days] or charity or sacrifice. And when you are secure, then whoever performs 'umrah [during the Hajj months] followed by Hajj [offers] what can be obtained with ease of sacrificial animals. And whoever cannot find [or afford such an animal] - then a fast of three days during Hajj and of seven when you have returned [home]. Those are ten complete [days]. This is for those whose family is not in the area of al-Masjid al-Haram. And fear Allah and know that Allah is severe in penalty. Al-Baqarah ( The Cow ) [196] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi