NASIONAL
NASIONAL

Anies Baswedan Sering Dikritik dan Dihujat Wajar Bagi Refly Harun: Jadi Presiden Terbaik Harus Berani

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Anies Baswedan kerap menuai hujatan dan kritik sejak berencana mencalonkan diri maju ke Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Refly Harun menilai hal itu adalah tantangan menghadapi Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Menurutnya, setelah melewati itu Anies akan menjadi presiden terbaik.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Jadi kalau misalnya Anies pengen menjadi presiden yang terbaik, ya dia harus berani berkompetisi dengan siapapun,” kata Refly melansir dari Wartaekonomi via youtube channelnya, Jumat (18/11/22).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Kalau orang itu tidak berkompetisi paling tidak dia harus berani menghadapi serangan dari manapun, termasuk misalnya diuji kapasitasnya oleh banyak kelompok bahkan tim ahli sekalipun,” tambah Refly.

Berita Lainnya:
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Tak Kunjung Ditangkap, KPK Bantah Pilih Kasih
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Ia juga menyampaikan empat aspek yang harus dimiliki oleh presiden Indonesia di masa depan. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Bagi saya 4 aspek ini penting dimiliki oleh presiden Indonesia dimasa depan. Yang pertama, dia harus orang yang menjunjung konstitusi. Kemudian menghargai dan melindungi hak asasi. Lalu, menumbuhkan demokrasi dan memberantas korupsi. Itu empat hal yang harus dikuasai dan merupakan bidang yang dekat dengan saya,” kata Refly.

Disisi lain, Refly mengakui bahwa setiap orang atau bahkan para calon presiden Indonesia memiliki kelemahan. 

Berita Lainnya:
Cak Imin Ngaku Ikut Sedih Dengar Kasus Tom Lembong: Semoga Sabar dan Kuat

Namun, ia mengatakan pemimpin harus dipilih berdasarkan Primus Inter Pares. Yaitu prinsip untuk memilih pemimpin dari orang yang paling baik, orang yang paling hebat, orang yang paling nomor satu diantara kita.

Kalau yang kita pilih itu orang biasa saja, misalnya kepala rumah tangga kita, calon suami begitu mungkin kita bisa memakluminya,” jelas dia. 

“Tapi karena yang dicari adalah Primus Inter Pares untuk memimpin bangsa ya haruslah orang terbaik diantara kita. Makanya sekali lagi  yang terbaik diantara kita harusnya dialah yang menjadi pemimpin kita,” tambahnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya