NASIONAL
NASIONAL

Fahri Hamzah: Partai Politik Sekarang Pakai Logika Dagang!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengkritisi partai politik habis-habisan. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Fahri Hamzah menyebutkan bahwa para pendiri partai atau petinggi partai kini sudah seperti pedagang, bukan menjajakan ideologi.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Partai politik ada krisis ini, lihat saja partai politik kan harusnya lembaga intelektual kan pendiri harunya pemikir pemilik ideologi,” ungkap Fahri Hamzah di kanal YouTube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Di indonesia dulu seorang tokoh nasionalis besar Soekarno mendirikan partai nasionalis seorang sosalis seperti Syahrir mendiriikan PSI, Pak natsir ideologi Islam mendirikan Masyumi, ini orang jago berpikir yang mendirikan partai,” imbuhnya.

Berita Lainnya:
DPR Sebut Kualitas Pendidikan Pengaruhi SDM Dunia Kerja di Indonesia
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Membandingkan dengan partai politik sekarang, Fahri Hamzah menyebutkan bahwa ideologi bukan lagi yang utama.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Dia lebih lanjut menyebut partai politik belakangan bernalar bak pedagang.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Tapi kalau kita lihat hari ini, ini kan pedagang yang mendirikan parta politik atau sebenarnya tergerus oleh logika pedagang, bagaimana enggak kena krisis partai?” imbuhnya.

Hal ini yang kemudian membuatnya bersama Anis Matta membentuk partai baru.

Berita Lainnya:
Prabowo Paham Pemerintahannya ke Depan Tidak Gampang

“Maka kita buat partai politik, dulu saya berharap PKS bisa, tapi udah kena krisis. Feodalismenya dahsyat ada kelompok tertentu yang sulit dikiritik,” ungkap Fahri yang sebelumnya memang berasal dari PKS.

“Maka akhirnya kita buat partai, kita siapkan buku dari sebelum dan setelah republik, kelompok ketiga, lalu buat buku arah baru bagaimana kita meng set up negara ini,” imbuhnya.

Fahri menyebutkan bawa logika berdagang partai sepeeti megutamakan tokoh ketimbang pola pkir. Kondisi ini yang membuat proses politik menjadi bersifal lebih transaksional.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya